Suara.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump masih terus disorot terkait situasi sosial dan politik yang memanas di negerinya, termasuk lewat kritik dan olok-olok yang menyebutnya sebagai "bunker boy".
Adalah penyanyi wanita Courtney Jaye yang kali ini mengunggah sebuah postingan yang segera viral di media sosial. Unggahan berisi video lagu pendek gubahannya itu antara lain ditemukan di Twitter, yang dalam beberapa jam sudah di-retweet belasan ribu orang dan mendapat like 31 ribu lebih.
Video yang diunggah pada Kamis (4/6/2020) dini hari WIB berdurasi 45 detik itu memancing reaksi luar biasa dari warganet. Sebagian besar di antaranya memberikan dukungan lewat komentar, atau sekadar cuitan ulang dan tanda suka --termasuk dari para pesohor seperti penyanyi John Legend.
Dalam lagu pendeknya itu, Courtney Jaye yang juga sengaja me-mention akun Twitter Donald Trump, mendendangkan lirik-lirik yang langsung menohok sang Presiden AS, yang sebelumnya memang sempat diberitakan mengungsi ke bunker Gedung Putih saat terjadi unjuk rasa di sekitar kantornya --hingga memunculkan sebutan 'bunker boy'.
Baca Juga: Tangkal Rasisme, Snapchat Ikuti Jejak Twitter Batasi Konten Donald Trump
"Bunker boy, don't lie... You got scared and hid in the basement in the middle of the night (Bunker boy, jangan berbohong... Kamu ketakutan dan bersembunyi di basement di tengah malam)," dendang Courtney Jaye sembari bermain gitar.
Diberitakan sebelumnya, saat terjadi unjuk rasa terkait kematian tragis George Floyd di depan Gedung Putih yang juga diwarnai kericuhan, Jumat (29/5) malam, Donald Trump sempat dilarikan ke bunker. Menurut pemberitaan, Trump kabarnya sempat menghabiskan 1 jam di ruang perlindungan tersebut.
Tindak-tanduk, pernyataan, juga kebijakan yang sejauh ini diambil Trump sendiri, masih terus mendapat kritikan tajam dari banyak warga Amerika Serikat, termasuk para mantan pejabat. Terbaru misalnya, kritik keras juga dilontarkan mantan Menteri Pertahanan (Menhan AS) James Mattis, khususnya soal kebijakan pengerahan militer oleh Donald Trump dalam mengatasi situasi dalam negeri.