Suara.com - Mantan Menteri Pertahanan Amerika Serikat, James Mattis buka suara terkait penanganan demonstrasi di negaranya. Dia menuduh Presiden Donald Trump ingin memecah belah bangsa Amerika Serikat.
Tudingan Mattis merujuk dari cara Donald Trump dalam meredam aksi unjuk rasa. Alih-alih mengambil jalan damai, Presiden ke-45 Amerika Serikat itu justru melibatkan pasukan militer.
Mattis, yang diketahui jarang berkomentar usai mundur dari jabatan Menhan pada Desember 2018, mengaku terkejut dan marah dengan kebijakan Donald Trump.
"Donald Trump adalah presiden pertama dalam hidup saya yang tidak mencoba untuk menyatukan orang-orang Amerika. Bahkan tidak berpura-pura mencoba," tulis Mattis di The Atlantic dikutip BBC, Kamis (4/6/2020).
Baca Juga: Wisata Berkelanjutan Akan Jadi Tren, Ini 3 Hal yang Harus Dipersiapkan
"Sebaliknya, dia mencoba memecah belah kita."
Mattis turut menyoroti gaya kepemimpinan Donald Trump yang dia nilai tak pernah benar-benar cakap dalam memimpin Amerika Serikat.
Dia juga menuding politikus 73 tahun itu memang sengaja membiarkan bangsanya terpecah.
"Saya tidak pernah membayangkan bahwa pasukan akan diperintahkan dalam keadaan apap pun untuk melangar hak Konstitusional sesama warga negara," kata Mattis merujuk penggunaan militer dalam meredam demonstrasi.
"Melibatkan militer dalam respons kita, seperti yang kita saksikan di Washington C.C, membuat konflik antara militer dan masyarakat sipil," tambahnya.
Baca Juga: 10 Cara Menghasilkan Uang dari Internet, Tetap Produktif dari Rumah
Menanggapi kritik dari mantan koleganya, Donald Trump memposting serangkaian tewwt di mana dia menyebut Mattis sebagai jendral overrated atau tak sehebat yang dibicarakan.