Suara.com - Jurnalis Huffington Post, Christopher Mathias, ditangkap oleh polisi saat meliput aksi massa untuk George Floyd di Brooklyn. New York.
Berdasarkan keterangan Mathias yang diunggah di twitter resmi Huffngton Post (@HuffPost), polisi tetap melakukan penangkapan meski dirinya telah menunjukkan kartu identitas pers.
Dalam video wawancara tersebut, Mathias mengisahkan saat itu dirinya sedang berada di tengah kerusuhan demo yang terjadi pada Sabtu (30/5) malam.
Mathias yang saat itu tengah mendokumentasikan polisi menangkapi para demonstran, tiba-tiba ditabrak oleh seorang petugas yang berteriak,"minggir dari hadapanku."
Baca Juga: Langgar Aturan Pembatasan Sosial, Phil Foden Bakal dapat Sanksi
Padahal, sambung Mathias, di sekitarnya masih banyak ruang kosong yang memungkinkan si polisi tersebut bisa lewat tanpa perlu menabraknya.
Jurnalis yang telah mengikuti demo sejak pagi dan menyaksikan bagaimana polisi yang bertingkah semena-mena kepada demonstran ini pun geram dan mengumpat ke polisi yang tadi menabraknya.
Polisi tersebut yang mulanya tengah menyerbu para pendemo, tiba-tiba berbalik ke arah dan langsung mendorong pentungan ke dada Mathias.
Mathias dirobohkan ke trotoar. Polisi dengan tangan atau kaki, ujar Mathias, menekan kepala dan lehernya ke beton. Lebih dari satu polisi yang berusaha melumpuhkan pertahanan jurnalis ini.
"Letakkan tangan kiri di belakang punggungmu!" teriak polisi. "Berhenti menolak!"
Baca Juga: New Normal Jadi Pendongkrak Penguatan Nilai Tukar Rupiah
"Aku tidak menolak," ujar Mathias yang kemudian memberitahu bahwa dirinya seorang jurnalis dan meminta petugas polisi melihat kartu pers yang tergantung di lehernya. Namun polisi tetap bersikeras menahannya.
"Bisakah anda melihat kartu pers saya? Saya jurnalis. Anda telah menahan jurnalis" kata Mathias kepada polisi.
Ia lalu memohon ke polisi untuk mengambil ponsel miliknya yang terjatuh di trotoar karena tangannya telah diborgol.
"Tutup mulutmu," ujar seorang polisi dan tak menggubris permintaan tolong Mathias.
Berkali-kali Mathias meminta polisi untuk melihat kartu pers yang ada di lehernya dan memungut ponsel yang jatuh karena ia khawatir akan kehilangan banyak bahan berita yang telah ia dokumentasikan selama aksi massa hari itu.
Kendati demikian, polisi tetap menolak, meninggalkan ponsel tergeletak di jalan. Mathias pun diarak menuju mobil polisi, sebelum akhirnya ditahan di sebuah sel bersama 15 orang lain.
Di sel tersebut, polisi tidak menyediakan masker, pun jaga jarak sosial tidak mungkin dilakukan, jelas Mathias.
Kemudian esoknya, Mathias pun dibebaskan. Ia diminta menghadiri persidangan pada akhir tahun ini dengan tuduhan menolak bubar. Di akhir video, Mathias menyayangkan aksi yang dilakukan pihak kepolisian terkait penangkapan para jurnalis yang meliput aksi massa.