Suara.com - Sosok Rainey Arthur Backues (20) menyita perhatian publik Indonesia setelah fotonya terlibat kerusuhan dalam demo kematian George Floyd di Amerika Serikat viral di media sosial.
Publik semakin heboh setelah tahu bahwa Rainey lahir di pulau Jawa yang kini telah menjadi warga negara AS. Belakangan, ikut terungkap pula makna tato peta Indonesia di lengannya.
Makna tato itu diungkap oleh ayah angkat Rainey Arthur Backues, Lyndell Dean Backues dalam wawancara dengan tvOne.
Dikutip dari hops.id -- jaringan Suara.com, Rabu (3/6/2020), Ayah Rainey menjelaskan anaknya merasa ingin dekat dengan identitas Indonesia. Makanya, Lyndell tidak heran jika Rainey menato lengannya dengan peta Indonesia.
Baca Juga: Geger! Satpam Cantik Menghilang, Terakhir Kali Pamit Kerja ke Suaminya
Menurut pengakuan Lyndell, anaknya menyampaikan izin untuk menato tubuhnya dengan peta Indonesia pada dua tahun lalu.
"Dia mau bangkitkan identitas Indonesia. Dia mau tato peta Indonesia pada lengannya. Sesimpel itu. Dia ingin dekat dengan Indonesia," kata Lyndell.
Bagi Lyndell, ini adalah hal yang wajar sebab keluarganya memiliki kedekatan dan familiar dengan Indonesia.
"Ini anak saya kan dari Indonesia. Bapak ibu angkatnya lama (tinggal) di Indonesia dan bisa berbahasa Indonesia. Kakaknya yang kulit putih juga bisa berbahasa Indonesia," tutur Lyndell.
Ia melanjutkan, "Jadi Indonesia itu berakar pada dirinya, dia juga etnis Jawa. Dia ke sini 2007 dan sepertinya lama putus dari Indonesia dan belakangan mau bangkitkan identitas Indonesia."
Baca Juga: Pengakuan Pria Bertato Indonesia di Kerusuhan AS: Saya Lahir di Pulau Jawa
Lyndell pernah tinggal di Indonesia selama 18 tahun mulai 1989 sampai 2007. Selama itu, dia dan keluarga tinggal di Bandung 8 tahun dan sisanya tinggal di Tasikmalaya.
Ia mengadopsi Rainey saat dia berumur 6 bulan dari sebuah rumah adopsi yatim piatu di Jakarta.
Lalu tahun 2007, Lyndell beserta keluarganya termasuk Rainey kembali ke Philadelphia, Amerika Serikat. Sejak itu, Rainey menjadi warga negara Amerika Serikat.
Orang tua Rainey minta maaf
Dalam kesempatan itu, Lyndell meminta maaf atas aksi putranya yang telah mencoreng nama Indonesia.
"Saya mohon maaf sedalam-dalamnya secara lahir batin, tapi dengan tatonya bukan jadi sebuah masalah. Dia anak baik, begitu mencintai Indonesia, dia sebetulnya dengan tato itu justru untuk pegang pada identitas Indonesianya," ucap Lyndell.
Lyndell meyakini anaknya hanya tersulut emosi dengan perlakuan polisi yang represif pada pendemo. Makanya selain terprovokasi, Lyndell melihat faktor represif polisi juga andil dalam memicu anarkis pada putranya.
"Jangan lupa ada sesuatu yang lebih besar. Rusuh yang lebih terjadi di dalam, dan polisinya begitu tak manusiawi, tak humanis, Justru itu yang mengganggu anak saya," ujarnya.
Lyndell pun menegaskan niat Rainey turun ke jalan hanya untuk fotografi karena itu memang hobi anaknya.
"Dia anti kekerasan, segi agama kami juga antikekerasan. Dia ke sana mau ambil foto. Waktu itu dia ambil foto, ada kelompok di sana yang sedang merusak barang. Dia masih terus foto-foto dan kemudian dibujuk, kenapa diam saja kamu? Kamu enggak komitmen dengan kami (pendemo)? Akhirnya dia terbawa arus," tutur Lyndell.
"Sesudah itu terjadi penjarahan, tapi dia tak ambil barang. Dia ambil foto tapi gak bawa pulang (barang). Waktu dia pulang dia enggak ada bawa barang," imbuhnya.