Suara.com - Video kematian George Floyd yang viral di media sosial menyisakan trauma mendalam bagi remaja yang merekamnya.
Menyadur TMZ pada Rabu (03/06/2020), Remaja bernama Darnella Frazier itu tak hanya trauma melihat George Floyd meregang nyawa tapi juga tertekan dengan serangan netizen di media sosial.
Darnella memang berjasa dalam mengungkap kebenaran tapi videonya jadi bumerang karena netizen menganggap ia hanya mementingkan konten daripada membantu George Floyd yang kesakitan.
Dalam sebuah postingan di akun Facebooknya, Darnella menulis ketakutannya saat melihat kejadian itu.
Baca Juga: Blak-blakan, Pangeran William Ungkap Masih Trauma Atas Kematian Putri Diana
"Saya tidak berharap siapa pun berada dalam posisi saya dan merasakannya. Saya masih di bawah umur, 17 tahun. Tentu saja saya tidak akan melawan seorang polisi. Saya takut," tulisnya.
Darnella juga cepat membela diri dan berkata, berkat videonya sebuah kebenaran bisa terungkap. "Jika bukan karena (video) saya, empat polisi itu mungkin masih bekerja dan menyebabkan kekacauan lain," lanjut remaja ini.
"Video saya tersebar ke seluruh dunia untuk dilihat dan diketahui semua orang," tegas Darnella.
Sementara itu, pengacara Darnella, Seth B. Cobin mengungkapkan kini Darnella dan keluarganya sudah pindah dari rumah mereka yang sangat dekat dengan lokasi kejadian.
Darnella juga sudah mendapat penanganan terapis untuk mengatasi traumanya.
Baca Juga: Efek Trauma Psikologis Dapat Diredakan, Begini Caranya
Pada Sabtu lalu, Darnella didampingi ibu dan pengacaranya bertemu dengan para penyelidik dari Divisi Hak Sipil FBI dan Biro Penahanan Pidana Minnesota untuk memberikan keterangan dan ponsel Darnella sudah dibawa ke laboratorium kriminal untuk diambil videonya sebagai bukti.
"Tidak mudah untuk menceritakan kembali kejadian itu. Anda akan kembali ke tempat yang menimbulkan trauma dan itu sama sekali tidak mudah. Sangat emosional baginya untuk menceritakan kembali kisahnya dan bagi kita semua untuk mendengar itu," jelas Cobin.