Suara.com - Seorang dukun asal Yakutsk, Rusia dijebloskan ke dalam rumah sakit jiwa setelah terang-terangan menyerukan protes terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin.
Menyadur The Moscow Times, dukun bernama Alexander Gabyshev telah dikirim ke rumah sakit jiwa di Siberia sejak Mei 2020.
Pengadilan di Yakutsk pada Selasa (2/6/2020) memperpanjang penahanannya hingga waktu yang tidak ditentukan.
Tindakan pemerintah Rusia itu telah menimbulkan kecaman dari berbagai lembaga hak asasi manusia.
Baca Juga: Cuek Dipolisikan, Syakir Daulay Dianggap Kibarkan Bendera Perang
Penahanan terhadap Alexander Gabyshev dianggap sebagai aksi represif pemerintahan Vladimir Putin.
Alexei Pryanishnikov, koordinator Open Russia (proyek hak asasi manusia), menyebut dokumen penahanan tak menyebut sang dukun bermasalah secara mental.
Pendukung Gabyshev kekinian telah ditahan dalam perjalanan mereka untuk memberikan kesaksian di pengadilan pada Selasa (2/6/2020).
Amnesty International menyerukan pembebasan terhadap Gabyshev dan pendukungnya. Mereka menilai penahanan di rumah sakit jiwa sangat bermuatan politis alih-alih medis.
"Gabyshev telah menjadi musuh negara semata-mata karena menyuarakan ketidaksukaannya terhadap Putin," kata Amnesty dikutip The Moscow Times, Rabu (3/6/2020).
Baca Juga: Sepi Pelanggar PSBB, Kasatpol PP Pasar Rebo: Warga Sudah Taat Pakai Masker
Penahanan pembangkang politik ke rumah sakit jiwa sudah lama dilakukan Rusia sejak era Uni Soviet. Hingga 1980, para mengkritk negara kerap dianggap menderita Skizofernia atau bentuk paranoia lainnya.
Alexander Gabyshev telah mendapatkan banyak pengikut di kota asalnya, Yakutia, berkat aksinya menyerukan protes anti-Putin.
Gabyshev telah menyerukan ketidaksukaannya terhadap Vladimir Putin sejak tahun lalu. Saat itu, dia datang ke Kremlin dengan menyeret gerobak sepanjang jalan.
Dia mengumpulkan pengikut kecil dan bertemu pendukung di kota-kota yang dilaluinya. Perjalanan dari Yakutsk ke Moskow adalah lebih dari 8.000 kilometer.
Polisi menghentikan perjalanan pertama Gabyshev beberapa bulan dan mencegah perjalanan kedua yang dimulai pada bulan Desember 2019.
Kemudian setelah dia mengumumkan upaya perjalanan ketiganya, dia ditahan di rumahnya dan ditempatkan di rumah sakit jiwa bulan lalu.