Apa Dampak Terhadap Perkotaan Jika Kita Terus Terapkan WFH?

BBC Suara.Com
Rabu, 03 Juni 2020 | 08:00 WIB
Apa Dampak Terhadap Perkotaan Jika Kita Terus Terapkan WFH?
[BBC].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebagian dari kita telah menjadikan rumah sebagai tempat bekerja selama beberapa bulan terakhir. Untuk kembali ke kantor tampaknya masih sulit terwujud.

Perusahaan-perusahaan besar di bidang teknologi memperbolehkan pegawai mereka bekerja dari rumah secara permanen.

Di sisi lain, sejumlah pegawai menyadari bahwa bekerja di luar kantor bukan saja mungkin dilakukan, tapi dalam beberapa kasus, justru lebih baik dilakoni. Pergeseran menuju cara baru dalam bekerja mungkin sedang terjadi.

Cara kerja dari rumah akan berlanjut setelah pandemi Covid-19 Virus corona: Sejumlah panduan agar tetap produktif saat bekerja di rumah alias WFH Penerapan New Normal, ‘kondisi pasien sekarang saja sudah membludak’

Baca Juga: Mengapa Uber Hancurkan Ribuan Sepeda Listrik dan Skuter?

Pergeseran demikian dapat menimbulkan dampak signifikan pada kehidupan di rumah, dan secara lebih luas, kehidupan di kota-kota. Sebagai gambaran, hampir seperempat dari seluruh ruang perkantoran di Inggris dan Wales berada di London.

Guna memahami dampak-dampaknya, kami berbincang dengan empat pakar perkotaan. Saat ini semuanya bekerja dari rumah.

Apakah pusat kota akan kosong?

Paul Cheshire, profesor ekonomi geografi, London School of Economics:

Saya pikir kita akan kembali ke kantor, tapi tidak dengan cara yang sama seperti dulu.

Baca Juga: Tahap The New Normal, Kegiatan Bisnis Otomotif di Kuwait Buka Kembali

Orang lebih produktif ketika berdekatan dan bertatap muka. Terdapat riset persuasif selama 20 tahun yang menunjukkan betapa pentingnya hal itu. Ada banyak hal yang tidak bisa Anda lakukan jika tidak bersama orang lain - manusia adalah makhluk sosial.

Les Back, profesor sosiologi, Universitas Goldsmiths:

Menurut saya, kita berada pada titik yang menentukan. Ada reorientasi, pengalibrasian ulang terhadap hubungan antara ruang, waktu, dan kehidupan sosial yang mempertemukan kita. Kita mungkin melihat perubahan mendasar. Beberapa hal boleh jadi tidak bisa kembali seperti sediakala.

Aude Bicquelet-Lock, wakil kepala kebijakan dan riset, Royal Town Planning Institute:

Benar bahwa sejumlah perusahaan telah membolehkan pegawai mereka untuk bekerja dari rumah selamanya. Twitter mengatakannya. Facebook mengatakannya. CEO Barclays mengatakan bahwa menempatkan 7.000 orang di kantor mungkin adalah masa lalu.

Pengalaman pergi ke kantor di Aberystwyth tidaklah sama dengan pergi ke kantor di London. Penurunan ruang kantor akan berdampak pada kota kecil, menengah, dan besar dalam cara yang berbeda.

Les Back:

Berkurangnya kehidupan di kota telah berlangsung dalam waktu yang lama. Mungkin yang akan terjadi adalah beberapa usaha tidak kembali ke pusat kota dan berpikir itu terlalu berisiko—atau ada faktor ekonomi lain yang membuat orang bertanya: "Mengapa kita menanamkan begitu banyak modal kita untuk menciptakan ruang kantor yang besar?"

Saya pikir mungkin ada dampak besar [dari bekerja di rumah]. Ada tekanan dalam lingkup domestik. Ada tekanan hubungan gender di rumah, terkait semakin kaburnya dan bertumpuknya cara pengasuhan anak dan pekerjaan serta tekanan yang ditimbulkan dari itu semua.

Aude Bicquelet-Lock:

Menurut saya, pusat-pusat lokal akan lebih beragam—lebih banyak tempat makan, lebih banyak aktivitas sosial karena orang ingin berjumpa satu sama lain. Bekerja dari rumah juga berarti mengakses tempat kerja di kota-kota kecil dalam hari-hari tertentu. Pertumbuhan diperkirakan terjadi di area-area ini.

Hal sebaliknya bisa terjadi di kota-kota besar, yang tentunya menimbulkan pertanyaan bagaimana ruang kantor bisa dipakai: ada beberapa pilihan, seperti mengubah kantor menjadi permukiman, yang tidak selalu berhasil dilakukan.

Saya juga berpikir apakah kita memerlukan ruang konferensi dan ruang rapat seperti di masa lalu.

Bagaimana penerapan normal baru di negara-negara Eropa saat karantina wilayah dilonggarkan? Sepekan PSBB Jakarta: Jumlah pengguna kendaraan umum dan pribadi berkurang, namun disebut 'belum efektif atasi penyebaran virus corona' Apakah masyarakat bisa bekerja dari rumah alias WFH?

Paul Cheshire:

Ada banyak orang bekerja di rumah, yang berarti akan ada banyak permintaan rumah yang lebih besar.

Ruang kerja di rumah diperlukan, sehingga penghuninya akan mencari kehidupan di luar. Perjalanan mungkin harus dilakukan sekali atau dua kali sepekan ke kantor—di manapun itu—untuk rapat. Karenanya, Anda mungkin menempuh perjalanan yang lama karena Anda tinggal di rumah yang jauh dan lebih murah. Anda cenderung menjauh dari pusat kota.

Di sisi lain, akan ada orang yang harus bertahan di kantor agar bisa berkonsentrasi, berinteraksi, dan lebih tertarik pada pusat kota.

Namun, Anda mungkin bisa menempati meja di tempat khusus untuk orang yang bekerja dari rumah, tempat yang bisa diandalkan karena perangkat teknologi informasinya lebih baik, fasilitas yang lebih bagus, atau sekadar berjauhan sejenak dari anak-anak.

Akan ada tempat bekerja yang dapat dipakai berbagai orang di kota-kota kecil.

Kita memerlukan lebih banyak ruangan. Yang akan Anda lakukan adalah membuka lahan dekat dengan stasiun dan akses yang mudah ke pusat kota. Anda bisa membangun jutaan rumah di lahan sabuk hijau yang berjarak 45 menit dari pusat kota London karena ada begitu banyak lahan sabuk hijau.

Tempat yang pertumbuhannya paling cepat bagi orang ke London, luar biasa jauh - Peterborough, York, Somerset.

Banyak orang tinggal sangat jauh supaya bisa mendapat lahan dengan harga yang terjangkau dan lahan lebih luas. Hal semacam itu akan meningkat, kecuali kita merelakan tempat yang dekat dengan akses transportasi untuk dipakai tempat bekerja.

Bagaimana dengan transportasi dan lingkungan?

Margaret Bell, profesor transportasi dan lingkungan, Universitas Newcastle:

Riset kami menunjukkan bahwa dalam perjalanan ke Newcastle, 7% dari perjalanan di atas 50km berkontribusi pada 60% emisi karbon. Semakin jauh Anda menempuh perjalanan, semakin besar dampak emisinya.

Paul Cheshire:

Itulah salah satu ironi dari sabuk hijau: memaksa orang bepergian lebih jauh.

Margaret Bell:

Kekhawatiran saya adalah orang membeli lebih banyak mobil, dan orang yang punya mobil akan memakainya lebih sering.

Yang kami perlukan adalah insentif untuk menggunakan sepeda lebih sering dan membuat khalayak berpindah ke tempat yang lebih dekat dengan kantor, atau mengatur orang agar bisa bekerja secara lokal.

Kita perlu pendekatan dari bawah ke atas, untuk memahami kebutuhan masyarakat dan mencoba mengatur transportasi yang sesuai.

Paul Cheshire:

Perumahan, khususnya di Inggris, sangat tidak efisien dalam hal energi. Ada jejak karbon yang besar jika menghuni rumah dalam jangka waktu yang lama karena sistem pemanas dan insulasi jauh lebih buruk dari tempat komersial yang modern.

Margaret Bell:

Beberapa penelitian yang kami lakukan di Leicester menunjukkan bahwa jika Anda bekerja dari rumah, rata-rata Anda menggunakan energi 75% lebih banyak dari yang Anda simpan dengan tidak bekerja. Dan itu berkaitan dengan peningkatan 75% karbondoksida - karena Anda memerlukan pemanas dan gas, listrik di rumah, itu lebih banyak dari yang Anda simpan dengan tidak bekerja menggunakan mobil.

Digabungkan dengan efek isolasi, masuk akal bagi usaha-usaha lokal untuk berbagi ruang kantor dengan perusahaan-perusahaan lain yang para pegawainya lebih sering berada di luar kota.

Bagaimana dengan cara kita menggunakan kota?

Les Back:

Utamanya kita membicarakan orang-orang yang bekerja di sektor layanan keuangan, pekerjaan kerah putih dan pegawai kerah putih. Ini bukan tenaga kerja di kota-kota. Bagaimana dengan rumah sakit, sekolah, dan pekerjaan sektor layanan publik lainnya?

Kota juga penting karena kota adalah tempat bertemu, tempat perbedaan. Perbedaan tersebut dan negosiasi yang terjadi pada perbedaan ras dan budaya memiliki kualitas tertentu di pusat kota yang tidak sama dengan perbatasan kota dan pinggiran kota.

Aude Bicquelet-Lock:

Semua orang akan melalui lockdown, melalui perubahan, dan punya kebiasaan baru dan punya pandangan kuat tentang apa yang mereka inginkan, apa yang cocok, serta apa yang tidak.

Saya menilai salah satu yang harus kami lakukan sebagai perencana kota dan pembuat kebijakan adalah mendengarkan apa yang mereka inginkan. Namun akan ada kendala keuangan.

Paul Cheshire:

Hal lainnya adalah ketakutan khalayak: seberapa lama orang-orang bisa pulih dari pengalaman ketakutan berada di kerumunan, merasa rentan. Saya pikir orang-orang akan pulih dari itu jika ada vaksin, jika virus mereda.

Jika itu terjadi, kantor-kantor akan berfungsi kembali dan semua hal yang kita sukai di pusat kota akan kembali sediakala. Itu mungkin perlu waktu yang lama.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI