Suara.com - Ribuan orang di Paris turun ke jalan untuk mengikuti aksi massa memperjuangkan sekaligus memberi penghormatan atas kematian George Floyd, Selasa (2/6).
Menyadur News.com.au, unjuk rasa juga dilakukan untuk mengenang Adama Traore, seorang pria kulit hitam dari Prancis yang meninggal saat ditahan oleh kepolisian pada tahun 2016.
Protes yang terjadi dalam masa pembatasan di Paris ini awalnya berjalan damai namun berakhir ricuh. Polisi anti huru hara menggunakan gas air mata untuk meredam aksi massa yang diikuti oleh sekitar 20 ribu orang, berdasarkan laporan BBC.
Para demonstran berlutut mengangkat tangan sementara petugas pemadam kebakaran berupaya memadamkan api-api yang muncul selama unjuk rasa.
Baca Juga: Bikin Kangen Piknik, Bentuk Cimol Ini Berubah Mirip Candi Borobudur
"Ini terjadi di Amerika Serikat, tetapi juga terjadi di Prancis, itu terjadi di mana-mana," ujar Xavier Dintimille, seorang pengunjuk rasa.
"Hari ini kita tidak hanya berbicara tentang pertarungan keluarga Traore. Ini adalah perjuangan untuk semua orang. Ketika kita bertarung untuk George Floyd, kita berjuang untuk Adama Traore," ujar saudara perempuan Traore, Assa, yang juga mengikuti aksi massa.
Aksi unjuk rasa juga terjadi di kota-kota laindi Paris seperti Marseille, Lyon dan Lille. Pun merambah hingga ke negarera-negara Eropa lain.
Selain Prancis, aksi massa yang diikuti ribuan orang juga digelar di Deh Haag. Sementara di Swedia, protes disalurkan melalui media sosial, ribuan warga mengikuti gerakan Blackout Tuesday.
Baca Juga: Bunuh Bayi di Malam Takbir, Aksi Bidan di Kalteng Bikin Keluarga Pedih