Suara.com - Unjuk rasa menuntut keadilan atas kematian George Floyd di Minneapolis, Minnesota, Amerika Serikat, memakan korban dari awak media.
Dua awak media Reuters TV, Rodney Seward dan Julio-Cesar Chavez, terluka akibat tertembak peluru karet saat sejumlah polisi berpindah ke wilayah yang dipenuhi 500 pengunjuk rasa di wilayah barat daya kota sesaat setelah jam malam berlaku pada pukul 20.00 waktu setempat.
Dalam video yang diambil juru kamera Julio-Cesar Chavez, terlihat seorang polisi membidik senjata ke arahnya. "Polisi itu memutar senjatanya dan mengarahkannya langsung ke saya," kata Chavez disadur dari Antara mengutip Reuters.
Atas kejadian tersebut, Pusat Jurnalis Internasional (ICFJ) mengecam serangan terhadap awak media saat meliput aksi protes tersebut.
Baca Juga: Tanggapi Kematian George Floyd, PM Selandia Baru: Ngeri
Dikutip dari laman resminya, ICFJ sangat mengutuk serangan tersebut. Menurut Presiden ICJF, ketika jurnalis meliput berita penting ini, mereka harus dalam kondisi aman.
"Jurnalis harus bebas melaporkan demonstrasi dengan aman dan tidak diancam dengan kekerasan," kata Presiden ICFJ Joyce Barnathan.
"Peran wartawan-wartawan sangat penting dalam memberikan informasi kepada publik tentang fakta-fakta pada saat kritis ini." tambahnya.
Kedua jurnalis tersebut kemudian dirawat seorang petugas medis dekat lokasi kejadian. Seward menderita luka di bagian bawah mata kirinya sedangkan Chavez luka di bagian belakang leher.
Wartawan Reuters yang tertembak peluru karet menggunakan atribut sebagai jurnalis. Chaves tengah memegang kamera dan mengalungi kartu persnya. Sementara, Seward memakai rompi antipeluru dengan label pers yang terlihat jelas.
Baca Juga: Ini Sosok Miss Universe Malaysia yang Berkomentar Rasis soal George Floyd
Sebelumnya, seorang wartawan CNN berkulit hitam juga ditangkap anggota kepolisian saat meliput unjuk rasa di Minneapolis, Jumat (29/5).