Pada pekan kedua Januari, kepala kedaruratan WHO, Dr. Michael Ryan, mengatakan kepada rekan-rekannya bahwa sudah saatnya organisasi mempercepat tindakan terkait wabah virus Corona.
Kejadian saat wabah SARS pada 2002 yang menewaskan hampir 800 orang di seluruh dunia disebutnya tak boleh terulang, di mana saat itu pemerintah China juga tertutup terkait informasi virus.
"Ini persis skenario yang sama, tanpa henti mencoba mendapatkan pembaruan dari China tentang apa yang sedang terjadi," kata Ryan.
Meledaknya pandemi Covid-19 saat ini juga disebut-sebut terjadi karena lambatnya pemberian informasi pemerintah China ke WHO.
Baca Juga: Hati-hati, Makanan Tinggi Lemak Bisa Turunkan Konsentrasi
AP melaporkan, WHO baru mengumumkan keadaan darurat global pada 30 Januari 2020 di mana laboratorium pemerintah China sebenarnya sudah menerjemahkan genom Sars-CoV-2 secara penuh 22 hari sebelumnya.
"Jelas bahwa kita bisa menyelamatkan lebih banyak jiwa dan menghindari banyak, banyak kematian jika China dan WHO bertindak lebih cepat," kata Ali Mokdad, seorang profesor di Institute for Health Metrics and Evaluation di University of Washington.
WHO sendiri kekinian menolak untuk berkomentar terkait isu tersebut. Dalam pernyataannya, WHO menegaskan bahwa seluruh pejabatnya telah bekerja sesuai prosedur dan mencoba memberikan informasi ke seluruh negara dengan adil.
"Kepemimpinan dan staf kami telah bekerja siang dan malam sesuai dengan peraturan dan peraturan organisasi untuk mendukung dan berbagi informasi dengan semua Negara Anggota secara setara, dan terlibat dalam percakapan yang jujur dan terus terang dengan pemerintah di semua tingkatan," tulis pernyataan WHO.
Sikap bungkam turut ditunjukan para pejabat China, termasuk dari Kementerian Kesehatan dan Kementrian Luar Negeri. Mereka menolak untuk berkomentar terkait isu menutup-nutupi informasi seputar virus Corona.
Baca Juga: Dua Bayi Berusia 6 Hari Positif Virus Corona di Gorontalo
"Sejak awal wabah, kami telah terus berbagi informasi tentang epidemi dengan WHO dan masyarakat internasional secara terbuka, transparan dan bertanggung jawab," kata Liu Mingzhu, pejabat di Departemen Internasional Komisi Kesehatan Nasional, di sebuah konferensi pers pada 15 Mei lalu.