Suara.com - Ditemukan sejumlah fakta baru di balik aksi teror penyerangan di Markas Polisi Sektor (Mapolsek) Daha Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) yang terjadi pada Senin (1/6/2020) kemarin.
Kabid Humas Polda Kalsel Kombes Moch Rifa’i seperti dilaporkan kanalkalimantan--jaringan Suara.com pada Selasa (2/6/2020) mengakui jika pelaku yang tewas ditembak itu merupakan warga setempat.
“Ya, betul. Warga setempat,” katanya.
Ia menambahkan, pelaku yang merupakan OTK (orang tak dikenal) ini diketahui tinggal satu kampung dengan Brigadir Leonardo Latupapua, anggota polisi yang tewas dibacok pelaku.
Baca Juga: Tasikmalaya Terapkan New Normal, Warganya Malah Lupa Pakai Masker
Terkuaknya informasi itu, polisi pun dengan mudah mengetahui rumah keluarga pelaku teror.
“Tinggal satu kampung antara pelaku dengan korban. Bahkan agamanya pun sama yaitu Islam,” kata dia.
Namun demikian, dia memastikan antara korban yaitu Brigadir Leonardo dengan pelaku penyerangan tidak saling mengenal. Kendati tinggal di kampung yang sama.
“Tidak saling mengenal. Tapi malah saling membunuh,” lugasnya.
Saat ini, Mapolsek Daha Selatan dalam kondisi yang aman. Namun demikian, masih diamankan untuk olah TKP lebih lanjut.
Baca Juga: Pemohon SIM di Jaktim Meluber ke Jalan Raya, Ada yang Antre Sejak Subuh
“Sementara saksi-saksi yang berada di sekitar TKP termasuk masyarakat sekitar itu. Ini masih pemeriksaan awal ya, nanti pendalaman,” jelasnya.
Sekedar diketahui, Brigadir Leonardo Latupapua anggota Polsek Daha Selatan yang gugur saat bertugas jaga piket di Mapolsek berdinas merupakan seorang mualaf.
Anggota polisi itu tewas akibat sabetan sebilah samurai yang dibawa pelaku teror.
Brigadir Leonardo meninggalkan dua anak dan satu istri, yang anaknya masih berumur 7 tahun dan 1 tahun.