Suara.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau masyarakat untuk mulai waspada jelang memasuki musim kemarau di tengah pandemi dengan menggunakan air secukupnya meski harus rajin cuci tangan dengan air mengalir untuk mencegah virus corona Covid-19.
Deputi Bidang Pencegahan BNPB Lilik Kurniawan mengatakan sebagian besar wilayah Indonesia memasuki musim kemarau pada Mei hingga puncaknya di Agustus, sehingga ia meminta BPBD untuk bersiap.
“Mohon kerja sama BPBD untuk melakukan upaya-upaya antisipatif dalam menghadapi ancaman bahaya kekeringan dan asap akibat kebakaran hutan dan lahan,” kata Lilik, Selasa (2/6/2020).
Selain itu BNPB juga meminta BPBD untuk menyiapkan logistik dan peralatan, seperti tangki air bersih, penyediaan pompa air, penyiapan sumur bor dan pengaturan distribusi air di setiap kecamatan serta memprioritaskan pada wilayah terdampak kekeringan.
Baca Juga: Sudah Masuk Kemarau, DIY Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sampai Juni
"Mengimbau pemerintah daerah untuk melakukan kampanye hemat air dengan memanen air hujan dan memanfaatkan air limbah rumah tangga yang relative bersih untuk dapat digunakan kembali," lanjutnya.
BNPB mengidentifikasi wilayah administrasi di tingkat kabupaten dan kota yang berpotensi rawan bencana kekeringan pada puncak musim kemarau Agustus 2020.
Identifikasi dengan merujuk pada intensitas curah hujan kurang dari 100 mm tersebut berdasarkan indeks risiko bencana Indonesia (IRBI).
Terdapat sebanyak 189 wilayah di 15 provinsi memiliki tingkat risiko dengan kategori sedang hingga tinggi, 162 kabupaten dan kota berada di kateogri tinggi dan sisanya pada kategori sedang.
Baca Juga: Masuk Musim Kemarau Tapi Jogja Masih Hujan, Ini Penjelasan BMKG Yogyakarta