Jeritan Komunitas Punk di Tengah Lockdown Virus Corona

Selasa, 02 Juni 2020 | 13:02 WIB
Jeritan Komunitas Punk di Tengah Lockdown Virus Corona
Kelompok atau komunitas punk di China. (AFP/Greg Baker).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

"Kami semua sudah siap (menggelar acara) dan tiba-tiba harus menghentikannya. Apa yang salah dengan dunia?" tambahnya.

Demi menyambung hidup dan menjaga muruah musik punk tetap menggeliat, Shu lewat Vox indie live house berencana untuk memindahkan pertunjukan langsung ke ranah streaming online.

Semasa muda, Zhu adalah mantan drummer perintis band punk Wuhan, SMZB yang muncul pada akhir 1990an. Mereka membuat Wuhan punya reputasi sebagai kawasan Punk di samping Beijing.

Vokalis dan gitaris SMZB, Wu Wei bahkan diakui sebagai ayah baptis punk di China. Dia kerap menulis lirik provokatif yang menyerang kebijakan pemerintah.

Baca Juga: Haruskah Tetap Pakai Masker di Rumah saat Pandemi Corona? Studi Menjawab

Salah satu musisi punk muda di Wuhan, Ingmar Liu mengaku pandemi Covid-19 amat berdampak untuk dirinya. Energi punk sulit tersampaikan di tengah kebijakan pembatasan sosial.

"Ini adalah tempat di mana banyak orang berkumpul bersama dan meneruskan energi mereka," kata Liu, vokalis berusia 21 tahun dan juga karyawan Wuhan Prison --landmark punk-- lainnya di Wuhan.

"Epidemi telah berdampak pada seluruh industri konser dan bar, bukan hanya kita."

Liu tak menampik sempat kesal dengan cara pemerintah China menangani pandemi Covid-19. Namun sekarang, dia paham bahwa kebijakan-kebijakan yang dilakukan memang patut ditekan untuk menghindari banyak korban.

"Saya sangat marah dengan penanganan virus corona oleh pemerintah pada awalnya, tetapi sekarang saya telah mencernanya," beber Liu.

Baca Juga: Redam Kerusuhan di AS, Presiden Trump Kerahkan Ribuan Tentara Bersenjata

"Kalau cuma marah-marah saja (tanpa berpikir, Red), itu bukan punk namanya," tandasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI