Suara.com - Kesepian dan jenuh menjadi perasaan yang paling berat dialami para pasien virus corona di rumah sakit. Sebab mereka harus sendiri di dalam ruangan.
Namun tim medis di Batam mempunyai cara ampuh untuk mengusir kesepian para pasien, termasuk perawat sendiri. Para perawat di RS Badan Pengusahaan (RSBP) Batam membuat grup WhatsApp yang berisi para pasien dan perawat.
Norma Elina, salah satu koordinator perawat di ruang Penyakit Infeksi Emerging (PIE) di rumah sakit tersebut mengungkapkan, berawal dari interaksi yang cukup dekat sehari-hari, hingga kini tim medis dan seluruh pasien memiliki hubungan yang baik.
Norma mengakui saat awal masuk ke ruang isolasi banyak pasien yang resah. Ada yang khawatir harus sendiri hingga rindu kepada sanak keluarga. Di sinilah tugas tim medis dalam penanganan pasien Covid-19 untuk terus memberi semangat dan motivasi.
Baca Juga: Kongo Hadapi Wabah Kedua Ebola di Tengah Campak dan Pandemi Corona
“Memang kami yang bertugas di bidang ini harus memiliki komitmen merawat mereka dengan tulus dan ikhlas, dengan menganggap mereka keluarga kita dan mereka membutuhkan kita. Kami tidak hanya membuat mereka gembira, tapi memotivasi agar imunitas tubuh mereka meningkat,” kata Norma, belum lama ini.
Dalam meningkatkan imun pasien selama menjalani isolasi, tim medis tidak hanya bertugas sebagai pemberi obat namun juga menjadi teman cerita.
Hal itu diwujudkan dengan grup WhatsApp bernama Keluarga Cemara. Grup ini awalnya muncul karena rasa penasaran pasien untuk mengenal tim medis yang bertugas karena selama ini mereka hanya bisa mendengar suara saja.
“Pasien ini kadang ada yang iseng video call suster, dengan berbagai alasan hanya untuk melihat wajah kami,” ungkap Norma.
Kini grup tersebut tidak hanya digunakan untuk komunikasi pasien yang sedang dirawat, namun seluruh pasien termasuk yang sudah sembuh berada di dalam grup tersebut.
Baca Juga: Update COVID-19 2 Juni, 2.399 Orang di RS Wisma Atlet Sembuh dari Corona
“Bahkan yang sembuh pun tidak mau dikeluarkan dari grup tersebut, mereka bilang masih ingin berinterkasi dengan tim medis dan pasien lainnya,” ujar Norma.
Menurut Norma, bagi pasien Covid-19, mood pasien sangat berpengaruh terhadap imunitas mereka. Sehingga agar menjaga mood pasien tetap baik berbagai kegiatan diberikan untuk pasien, salah satunya senam rutin yang dilakukan setiap pagi.
Adapun untuk fasilitas ruang pasien juga dilengkapi CCTV dan telepon sehingga pasien bisa berkomunikasi dengan petugas dengan cepat. Selain itu ada juga wifi agar pasien tidak jenuh di dalam kamar.
Selain menjaga mood, nutrisi pasien juga terus dijaga. Untuk makanan, rumah sakit menerapkan diet Tinggi Kalori Tinggi Protein (TKTP). Setiap makanan yang dihidangkan wajib ada telur, di luar menu lainnya seperti bubur kacang hijau, sayur, daging.
“Telur itu yang wajib ada. Tapi kalau ada keluhan bawaan kami sesuaikan dietnya. Karena penyakit ini virus, jadi tidak ada pengaruh dengan asupan malah kita anjurkan mereka mengonsumsi apa yang mereka inginkan dan mengandung nutrisi yang kuat. Bahkan ada pasien yang pernah minta Nasi Padang,” jelasnya.
Sementara itu, untuk obat-obatan, menurut dr. Tafsil SpP, dokter spesialis paru yang bertugas, dalam mengatasi penyakit Corona ada 8 jenis obat yang digunakan, salah satunya obat untuk flu burung, Klorokuin dan suplemen nutrisi.
Namun dengan adanya perubahan grafik usia pasien positif Covid-19, di mana banyak anak dan balita juga tertular, RSBP terus melakukan penyesuaian terhadap sistem pengobatannya. Salah satunya terhadap pemberian dosis obat.
“Untuk pasien dewasa saya tangani langsung sesuai protokol. Sedangkan untuk pasien anak, kami melibatkan dokter anak sesuai protokol yang dikeluarkan oleh IDAI. Prosesnya sama untuk mempercepat penyembuhan pasien, paling yang berbeda di dosis saja. Tapi yang merawat pasien bayi dan anak memang dokter anak langsung,” paparnya.
Saat ini ada 12 pasien terkonfirmasi positif yang dirawat di RSBP, empat dari total pasien adalah anak-anak.