Suara.com - Kerusuhan masih mewarnai demonstrasi atas kematian George Floyd di hari ke-enam. Demonstran dikabarkan masih terlihat kontak fisik dengan pihak keamanan.
Menyadur BBC News pada Senin (1/6), kekerasan masih terjadi di kota-kota di seluruh Amerika Serikat saat protes pada malam keenam yang dipicu oleh kematian warga keturunan Afrika-Amerika, George Floyd.
Polisi anti huru hara bentrok dengan pengunjuk rasa di New York, Chicago, Philadelphia dan Los Angeles. Mereka menembakkan gas air mata dan semprotan merica untuk mencoba membubarkan massa.
Di Philadelphia, stasiun TV lokal menunjukkan orang-orang menghancurkan mobil polisi dan menjarah setidaknya satu toko. Penjarahan juga dilaporkan di Santa Monica, California.
Baca Juga: Geger Kematian George Floyd, Ini Kerusuhan Rasial di AS dari Masa ke Masa
Di Minneapolis, kota dimana Floyd meninggal, seorang pengemudi truk ditangkap setelah dilaporkan melanggar penghalang jalan dan menabrakan diri ke arah pengunjuk rasa.
Pada sebuah video yang beredar di media sosial, sopir tersebut langsung menjadi bulan-bulanan para demonstran setelah keluar dari kendaraannya. Sopir itu kemudian dibawa ke rumah sakit dengan cedera ringan dan tidak ada keterangan mengenai korban lainnya.
Gubernur Minnesota Tim Walz mengatakan motif pengemudi tersebut tidak jelas.
Di tengah gelombang protes, terjadi insiden yang kembali mencoreng citra polisi setempat. Di Atlanta, Georgia, dua petugas dipecat pada hari Minggu (31/05) karena menggunakan kekuatan berlebihan dengan menembakkan taser pada dua mahasiswa.
Protes skala besar juga terjadi di Atlanta, Boston, Miami dan Kota Oklahoma.
Baca Juga: Trio Bintang Liga Jerman Tuntut Keadilan bagi George Floyd
Garda Nasional AS mengatakan pada hari Minggu (31/05) bahwa 5.000 personelnya telah diterjunkan di 15 negara bagian dan depan Gedung Putih, di mana kerusuhan juga terjadi, kali ini para demonstran menyalakan api dan melempar batu ke arah petugas anti huru hara.
"Lembaga penegak hukum negara bagian dan lokal tetap bertanggung jawab atas keamanan," ujar perwakilan Garda Nasional dikutip dari BBC News.
Kondisi berbeda terjadi di kota Denver, ribuan orang melakukan aksi secara damai di Colorado State Capitol dengan cara berbaring telungkup dan meletakan tangan di belakang punggung mereka sambil meneriakkan: "Saya tidak bisa bernapas."