Suara.com - Indonesia turut menjadi sorotan dalam aksi demonstrasi atas kematian pria kulit hitam George Floyd yang kian meluas di Amerika Serikat.
Hal itu setelah aksi seorang pemuda bertato peta Indonesia terabadikan kamera fotografer. Dia kedapatan tengah ikut demo dan merusak properti di negara bagian Philadelphia.
Mengatahui aksi dan fotonya menjadi viral dijagat dunia maya, terutama Twitter dan Facebook, pemuda yang diketahui bernama Rainey A. Backues akhirnya buka suara.
Lewat Instagram, pemuda Amerika berdarah Indonesia itu mengklarifikasi dan secara terbuka meminta maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia atas aksi demonstrasi yang dirinya lakukan.
Baca Juga: Jelang New Normal, LRT Jakarta Sediakan Pedal Kaki saat Gunakan Lift
"Awalnya saya hanya ingin mendokumentasikan demonstrasi lewat Instagram story saya. Tapi saat malam berlalu, saya turut merasakan amarah dari kematian George Floyd," ujar Rainey lewat Instagramnya @rainsfordthegreat, Senin (1/6/2020).
Rainey mengakui menjadi kesalahannya tidak menutupi identitas diri dengan menggunakan pelindung wajah. Aksinya disebut amat spontan lantaran kemarahan atas pembunuhan Floyd.
"Bahkan hari ini, saya masih merasakan hasrat sakit hati yang disebabkan oleh ketidakadilan rasial yang sering diarahkan pada orang kulit berwarna, termasuk saya sendiri," tulis Rainey.
"Ini membantu menjelaskan mengapa saya tidak menutupi identitas saya di foto."
Lebih jauh, Rainey mengaku salah telah tersulut emosi dan ikut-ikutan merusak properti orang saat demonstrasi.
Baca Juga: Brand Ini Rilis Sepatu Ratu Elizabeth II Saat Penobatan 67 Tahun Lalu
Dia juga secara khusus meminta maaf kepada masyarakat Indonesia yang mungkin tersinggung karena dia memiliki tato bergambar peta negara di kawasan Asia Tenggara itu.
"Karena salah satu tato saya menunjukkan pulau-pulau Indonesia (saya adalah warga negara AS yang dinaturalisasi, tetapi saya lahir di pulau Jawa), saya juga ingin meminta maaf kepada masyarakat Indonesia di Philadelphia."
Aksi demonstrasi di Amerika Serikat akibat kematian George Floyd kian meluas. Bahkan, gereja bersejarah St. John yang terletak di depan Gedung Putih, Washington DC turut jadi sasaran amukan pendemo.