Setelah pembunuhan Martin Luther King Jr di Memphis, Tennessee, kekerasan meletus di 125 kota pada 4-11 April 1968. Hal itu menyebabkan setidaknya 46 orang tewas dan 2.600 lainnya cedera. Di Washington, Presiden Lyndon B. Johnson saat itu mengirim Divisi Lintas Udara ke-82 untuk memadamkan kerusuhan.
1980: Miami
Pembebasan empat petugas polisi kulit putih di Tampa, Florida, memicu gelombang kekerasan di Kota Liberty, Miami pada 17-20 Mei 1980. Kerusuhan itu menyebabkan 18 orang tewas dan lebih dari 300 lainnya terluka. Tragedi ini bermula ketika empat petugas polisi berkulit putih itu dituduh memukuli seorang pengendara sepeda motor berkulit hitam hingga tewas pada bulan Desember 1979.
1992: Los Angeles
Baca Juga: Kerusuhan di Minneapolis, Jurnalis Reuters Kena Tembak Polisi
Dari 30 April hingga 1 Mei 1992, kerusuhan meletus di Los Angeles, dengan jumlah korban setidaknya 59 orang tewas dan lebih dari 2.300 orang terluka. Kekerasan itu dipicu oleh pembebasan empat petugas polisi kulit putih yang difilmkan memukuli seorang pengendara motor hitam, Rodney King. Kekerasan juga pecah di Atlanta, California, Las Vegas, New York, San Francisco dan San Jose.
2001: Cincinnati
Pada 9 April 2001, kerusuhan meletus di Cincinnati, Ohio, setelah pembunuhan seorang pria kulit hitam berusia 19 tahun, Timothy Thomas, oleh seorang polisi kulit putih.
Wali kota Charlie Luken menerapkan aturan jam malam selama empat hari di kota itu pada 16 April. Hal tersebut ditandai sebagai kerusuhan terburuk kota itu dalam lebih dari 30 tahun, di mana 70 orang terluka.
2014: Ferguson
Baca Juga: Terkait Kasus George Floyd, Polisi Minneapolis Dituntut Pasal Pembunuhan
Terjadi aksi demonstrasi dan kerusuhan selama 10 hari, sejak 9-19 Agustus 2014. Hal tersebut dipicu oleh pembunuhan seorang remaja berkulit hitam yang tidak bersenjata, Michael Brown, oleh seorang perwira kulit putih. Pada akhir November, polisi tersebut didakwa bersalah sehingga menyebabkan ledakan kemarahan baru.