Suara.com - Anggota Komisi III DPR Habiburokhman menyayangkan insiden penyeretan yang dilakukan petugas penanganan Covid-19 terhadap istri seorang pasien dalam pengawasan (PDP) yang meninggal dunia. Diduga peristiwa itu terjadi di kamar jenazah di salah satu rumah sakit di Makasaar.
Habiburokhman mengatakan, masyarakat memang perlu diedukasi terhadap bahaya penularan Covid-19. Ia menilai kesabaran juga harus diterapkan petugas dalam menerangkan hal tersebut kepada masyarakat.
"Mereka harus diberi pemahaman pentingnya mematuhi protokol anti penularan covid. itu demi keselamatan dan kesehatan sendiri. Di sisi lain aparat harus melakukan pendekatan persuasif dan tidak boleh melakukan kekerasan. Situasi seperti ini kita semua harus ekstra sabar, tujuan kita sama, yaitu menyelmatkan bangsa ini dari Covid-19," kata Habiburokhman kepada wartawan, Minggu (31/5/2020).
Sementara itu, anggota Komisi III DPR Arteria Dahlan meminta polemik atas insiden penyeretan istri dari suaminya yang PDP meninggal tersebut dihentikan. Ia mengatakan petugas hanya bermaksud membawa jenazah sang suami untuk dilakukan pemulasaran.
Baca Juga: Keluarga Pasien Diseret Petugas Covid, DPR: Publik Melihatnya Tak Baik
Apalagi, lanjut dia, kepala Dinas Kesehatan setempat sudah melakukan permohonan maaf atas kejadian tidak mengenakan itu.
"Insiden penyeretan keluarga pasien Covid-19 itu kan tidak terjadi tiba-tiba, tercipta setelah melalui rangkaian peristiwa-peristiwa sebelumnya. Apalagi hal tersebut semata-mata untuk menjalankan protokol penanganan jenazah Covid-19. Saya turut berduka cita yang mendalam, semoga keluarga yang ditinggallan dapat tabah menerimanya, sekaligus berharap agar keluarga almarhum dapat memahami dan memaafkan kejadian tersebut," ujar Arteria.
Diketahui, belakangan ini beredar di sosial media tentang video seorang perempuan yang diseret petugas medis covid-19 karena mencoba mendekati jenazah suaminya.
Dalam video berdurasi dua menit itu, beberapa petugas tampak sedang bernegosiasi dengan tiga orang perempuan di depan sebuah ruangan yang diduga adalah kamar jenazah covid-19.
Para petugas medis berbaju hazmat ini bermaksud untuk membawa jasad pasien covid-19, yang merupakan suami dari perempuan tersebut, untuk dilakukan pemulasaran jenazah.
Baca Juga: Heboh Keluarga Pasien Diseret Satgas Covid-19, Kadinkes Minta Maaf
Namun, perempuan itu bersikukuh tidak mengizinkan para petugas membawanya.