Darurat Nasional Berakhir, Jepang Terancam Gelombang Kedua Covid-19

Dythia Novianty Suara.Com
Minggu, 31 Mei 2020 | 05:34 WIB
Darurat Nasional Berakhir, Jepang Terancam Gelombang Kedua Covid-19
Jepang bersiap gelombang kedua Covid-19. (Anadolu Agency/Akram Mohammed Muthanna)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kekhawatiran akan gelombang kedua pandemi Covid-19 di Jepang semakin meningkat, setelah jumlah kasus baru melonjak di beberapa bagian negara, termasuk Ibu Kota Tokyo, sejak darurat nasional dicabut pekan ini.

Sebagaimana kutipan Anadolu dari Kyodo News, Minggu (31/5/2020), lonjakan infeksi yang mengkhawatirkan terjadi di Kota Kitakyushu, Provinsi Fukuoka, dengan lebih dari 40 kasus dikonfirmasi dalam waktu kurang dari seminggu.

Wali Kota Kitakyushu Kenji Kitahashi mengatakan, kota itu berada di tengah gelombang kedua setelah kasus-kasus baru muncul seusai jeda selama lebih dari tiga minggu.

Otoritas terkait mengatakan, kota itu tidak memiliki kasus baru dari 30 April hingga 22 Mei, tetapi 43 infeksi baru kini dikonfirmasi hanya dalam enam hari dan 21 di antaranya dalam satu hari.

Baca Juga: Olimpiade Ditunda, Atlet Jepang Ini Kerja Sampingan Jadi Pengantar Makanan

Kementerian Kesehatan Jepang mengatakan, tim tanggap darurat telah dikirim ke Kitakyushu untuk meninjau situasi dan menerapkan tindakan yang diperlukan.

Di Tokyo, pihak berwenang melaporkan lebih dari 10 kasus Covid-19 selama tiga hari berturut-turut setelah penurunan dalam beberapa minggu terakhir.

Sebanyak 15 kasus baru dikonfirmasi di Tokyo pada Kamis, termasuk sembilan di satu rumah sakit yang sama.

Wara Jepang di tengah wabah corona. (BBC)
Wara Jepang di tengah wabah corona. (BBC)

Kasus-kasus baru itu membuat total kasus di Jepang menjadi 16.683, dengan 867 kematian.

Lonjakan terjadi hanya beberapa hari setelah Perdana Menteri Shinzo Abe mengakhiri keadaan darurat pada Senin.

Baca Juga: Akibat Corona, Atlet Anggar Jepang Banting Setir Jadi Tukang Antar Makanan

Namun, dalam pidato yang disiarkan televisi, Abe memperingatkan bahwa keputusan itu tidak berarti virusnya hilang atau infeksi menjadi nol.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI