Mereka juga mendistribusikan hal serupa di wilayah pedalaman tempat banyak keluarga mencari nafkah dengan bertani di tanah yang retak dan tak kenal ampun.
Nasib sulit warga di wilayah timur laut Brasil turut dikaitkan dengan tensi politik di mana Presiden Jair Bolsonaro secara terang-terangan tidak menyukai warga Afro-Brasil.
![[BBC]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/05/05/61022-presiden-brasil-bolsonaro.jpg)
Bolsonaro sempat menganggap warga timur laut tak bisa melakukan apa-apa dan bercanda dengan menyebut anggota parlemen kulit hitam sebagai budaknya.
Para gubernur di kawasan itu pada akhirnya meluncurkan komite ahli untuk menanggapi krisis, yang diketuai oleh salah satu dokter terkenal Brasil, ilmuwan saraf Miguel Nicolelis.
"Timur laut tidak mendapat banyak bantuan keuangan dari pemerintah federal ... karena permusuhan politik ini," kata Nicolelis.