Pemerintah Taiwan Setuju Gunakan Remdesivir untuk Mengobati Pasien COVID-19

Syaiful Rachman Suara.Com
Sabtu, 30 Mei 2020 | 17:18 WIB
Pemerintah Taiwan Setuju Gunakan Remdesivir untuk Mengobati Pasien COVID-19
Remdesivir, obat yang dianggap mampu menyembuhkan pasien Covid-19 (VOA Indonesia)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintah Taiwan pada Sabtu (30/5/2020) mengatakan pihaknya menyetujui penggunaan remdesivir produksi Gilead Sciences untuk mengobati pasien virus corona COVID-19.

Pemerintah berbagai negara sedang berlomba meningkatkan pasokan remdesivir, yang mengantongi persetujuan regulator AS bulan ini untuk penggunaan darurat.

Gilead, yang berbasis di California, mengatakan akan menyumbangkan 1,5 juta dosis remdesivir, cukup untuk mengobati sedikitnya 140.000 pasien dalam memerangi pandemi global.

Pusat Komando Epidemi Taiwan (CECC), menyebutkan Badan Pengawas Makanan dan Obat-obatan Taiwan mempertimbangkan "fakta bahwa kemanjuran dan keamanan remdesivir telah didukung oleh bukti awal dan penggunaannya disetujui oleh sejumlah negara lain.

Baca Juga: Persaingan di Timnas Indonesia U-19 Ketat, Kiper Muda Persija: Saya Siap

Atas dasar itu, CECC berpendapat bahwa persyaratan telah terpenuhi bagi persetujuan penggunaan remdesivir pada pasien infeksi COVID-19 yang dalam kondisi parah.

Taiwan sukses mencegah penyebaran virus corona berkat deteksi dini dan upaya pencegahan serta sistem kesehatan masyarakat tingkat pertama.

Hingga kini, Taiwan mencatat 442 kasus COVID-19 dengan hanya tujuh kematian. Sebagian besar pasien telah sembuh dan hanya tersisa 14 kasus aktif.

Untuk saat ini, belum ada obat atau vaksin yang disetujui untuk COVID-19 namun negara-negara Uni Eropa telah memberikan remdesivir pada pasien berdasarkan aturan penggunaan.

Jepang dan Inggris, keduanya mengizinkan penggunaan obat tersebut dan mulai memberikannya pada pasien COVID-19.

Baca Juga: Viral Spanduk Sekolah Ini Bikin Orangtua Mikir Dua Kali Menyekolahkan Anak

Amerika Serikat, pasar farmasi terbesar di dunia, bulan ini memberikan kewenangan penggunaan darurat remdesivir untuk COVID-19, namun belum menyetujui penggunaannya secara luas. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI