Suara.com - Seorang demonstran yang bergabung dalam aksi massa di rumah pembunuh George Floyd, yakni Derek Chauvin, ditembak pada bagian selangkangan oleh polisi.
Menyadur laporan eksklusif Daily Mail, Sabtu (30/5/2020), sekitar 150 demonstran mengepung rumah Chauvin, berhadapan dengan 95 petugas kepolisian.
Massa gencar melayangkan umpatan-umpatan ke polisi. Bahkan, demonstran juga menyematkan tulisan "Bunuh Polisi Babi" di garasi Chauvin.
Mulanya hanya ada 20 petugas polisi, namun karena situasi semakin panas, 75 polisi anti huru-hara pun datang dengan membawa peralatan lengkap.
Baca Juga: Donald Trump Sudahi Perlakuan Istimewa AS ke Hong Kong
Disebutkan, seorang demostran pria ditembak dengan peluru karet pada setelah mencoba mendekat ke barikade. Pria tersebut ambruk begitu peluru mengenai di bagian selangkangan.
Senada, pendemo lain, Michael Kjnaas, juga tembak di bagian pangkal paha selepas berupaya mendekat ke petugas polisi.
"Polisi itu memukulku dengan keras. Aku baru saja menginjak rumput. Aku berada 30 kaki (10 meter) jauhnya dari mereka," ujar Kjnaas kepada Daily Mail.
"Mereka menembak selangkanganku. Aku tidak membawa apapun di tangan. Dari skala 1-10, rasa sakitnya 8. Itu tembakan jitu," sambung dia.
Selang 10 menit, seorang pria berkulit purih disebutkan terlibat adu mulut dengan pendemo. Ia mengatakan, "aku pernah ikut perang dan aku tidak menyukai muslim," sebelum ia mendorong seorang perempuan dan pendemo lain.
Baca Juga: Belajar dari Vietnam, Ini Tiga Jurus Kendalikan Pandemi Virus Corona
"Aku tidak tahu mengapa orang itu mendorongku. Aku berbicara dengannya dan aku pikir dia berlebihan dan emosi lalu mendorongku tanpa alasan," ujar demonstran lain, Rashid Alhuribi.