Ketika isu yang dilayangkan kepada Presiden ini kemudian dikaitkan dengan Covid-19, Sudirman mmemiliki jawaban lanjutan.
Pria yang kini aktif di Palang Merah Indonesia (PMI) ini menilai bahwa krisis adalah cara menguji kemampuan para pemimpin secara spontan.
"Ini gejala demokrasi yang biasa saja. Kalau dikaitkan dengan Covid-19 ini, rasanya memang krisis itu the real test buat pemimpin karena krisis tidak ada planning-nya, tidak ada script-nya. Krisis itu spontan tidak direncanakan, karena itu kemampuan spontan yang diuji," papar Sudirman Said.
Untuk diketahui, beberapa waktu lalu seorang Panglima Serdadu Eks Trimata Nusantara, Rulsan ditangkap diduga berkaitan dengan isi surat terbuka kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mundur dari jabatannya.
Baca Juga: Pengancam Mahasiswa Diskusi Pemakzulan Presiden Mengaku dari Ormas
Kepala Penerangan Komando Resimen (Kapenrem) 143/Kendari Mayor Sumarsono membenarkan kabar penangkapan tersebut. Menurutnya, Ruslan ditangkap anggota Pusat Polisi Militer (Puspom) dan Mabes Polri.
"Dari Puspom dan Mabes Polri," kata Sumarsono saat dikonfirmasi, Kamis (28/5/2020).
Menurut Sumarsono, Ruslan sudah tidak berstatus sebagai anggota TNI setelah dipecat terkait kasus pembunuhan pada tahun 2017.
Kini, proses hukum yang menjerat Ruslan pun tengah ditangani aparat kepolisian lantaran statusnya bukan lagi sebagai anggota TNI.
Sementara itu , sebuah diskusi webinar yang diselenggarakan oleh Constitutional Law Society Fakultas Hukum UGM tengah menuai kehebohan publik lantaran judul seminar yang dianggap berkonotasi dengan gerakan makar.
Baca Juga: Pakar: Hubungan Manusia dan Hewan Lahirkan Wabah Penyakit Menular
Acara seminar daring yang digelar oleh sebuah komunitas hukum tata negara itu dipromosikan di sosial media dengan judul 'Persoalan Pemecatan Presiden di Tengah Pandemi Ditinjau dari Sistem Ketatanegaraan'.