Suara.com - Pembunuhan pria kulit hitam, George Floyd oleh polisi Minneapolis, Amerika Serikat, menimbulkan gelombang protes. Gedung Putih bahkan sempat lockdown akibat unjuk rasa tersebut.
Menyadur USA Today, unjuk rasa warga Amerika Serikat pada Jumat (29/5/2020) malam waktu setempat, telah menyebabkan kerusuhan di mana-mana, termasuk di luar Gedung Putih, Pennsylvania Avenue, Washington D.C.
Berkumpulnya para pengunjuk rasa di depan kantor Presiden Donald Trump itu memaksa Secret Service--Dinas Rahasia Amerika Serikat--turun tangan.
Beberapa reporter yang tengah berada di Gedung Putih turut terjebak aksi protes tersebut. Secret Service melarang mereka keluar dari Gedung Putih dengan alasan keamanan.
Baca Juga: Desainer Skotlandia Ciptakan Ventilator dari Mesin Kopi
Secret Service dilaporkan USA Today, jarang sekali melakukan lockdown Gedung Putih hanya karena unjuk rasa warga.
Biasanya, kantor Presiden ditutup apabila ada barang mencurigakan yang terlihat disekitaran lokasi.
Protes di depan Gedung Putih hanyalah sedikit dari banyaknya aksi protes mengecam kematian George Floyd.
Minneapolis selaku lokasi terbunuhnya Floyd menjadi tempat dengan jumlah pendemo terbesar. 500 personil keamanan harus dikerahkan untuk menetralisir unjuk rasa tersebut.
"Demi keselamatan publik, kami mendorong semua untuk tetap damai," kata perwakilan Secret Service dikutip dari USA Today, Sabtu (30/5/2020).
Baca Juga: Media Asing Kecam Meme Mahfud Samakan Istri dengan Corona
Pada Selasa (26/5/2020), empat petugas polisi yang terlibat dalam aksi pembunuhan itu telah dipecat dari Departemen Kepolisian Minneapolis.