George Floyd dan Kematian Lain di AS yang Memicu Gelombang Protes

Risna Halidi Suara.Com
Sabtu, 30 Mei 2020 | 09:59 WIB
George Floyd dan Kematian Lain di AS yang Memicu Gelombang Protes
Kematian George Floyd di tangan aparat memicu protes besar-besaran di Amerika Serikat. Dan George Floyd bukan korban pertama.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Slagger dihukum 20 tahun penjara tahun 2017, sementara keluarga Scott memenangkan uang penyelesaian perkara sebesar US$6,5 juta dari pihak berwenang North Charleston.

Freddie Gray, 12 April 2015

Tak sampai seminggu sesudah penembakan terhadap Walter Scott, satu kasus kontroversial lagi terjadi di Baltimore, Maryland.

Freddie Gray, 25 tahun, ditahan karena membawa senjata setelah polisi menemukan pisau di sakunya.

Rekaman video yang dibuat seorang saksi memperlihatkan Gray berteriak saat ia dibawa ke mobil polisi. Beberapa jam kemudian ia masuk ke rumah sakit karena cedera parah di tulang belakang.

Baca Juga: Update Corona Covid-19: India Masif Lakukan Tes, China Tinggal 70 Kasus

Ia meninggal seminggu kemudian, dan ini memicu protes dengan kekerasan yang berakhir dengan cederanya 20 orang petugas kepolisian.

Tiga dari enam petugas yang terlibat ditahan, tapi dinyatakan tidak bersalah atas kematian Gray.

Tiga orang laginya tidak pernah menjalani proses hukum.

Sandra Bland, 13 Juli 2015

Sandra, 28 tahun dihentikan oleh polisi negara bagian Texas Brian Encinia karena pelanggaran lalu lintas kecil.

Sementara dihampiri, ia menyalakan rokok dan tak mau mematikannya. Sandra Bland lalu ditahan dengan tuduhan menyerang petugas polisi sesudah protes terhadap penangkapannya.

Baca Juga: Media Asing Kecam Meme Mahfud Samakan Istri dengan Corona

Tiga hari kemudian, ia bunuh diri di dalam selnya. Kematian Bland tidak disebabkan oleh tindakan polisi, tetapi kematian itu tetap menyulut kemarahan yang tersebar di Amerika.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI