Penyelenggara berupaya mempertahankan protes tetap berlangsung damai dan patuh pada penjarakan sosial terkait pandemi.
Para demonstran menyerukan yel-yel: “Saya tak bisa bernapas” dan “Itu bisa menimpa saya”.
Salah seorang pemrotes Anita Murray berkata kepada Washington Post: "Sebenarnya saya takut keluar rumah karena kita sedang di tengah-tengah pandemi begini. Tapi tak mungkin saya diam saja?"
Kerumunan ratusan orang itu lalu berjalan bersama ke kantor polisi tempat bertugasnya anggota polisi yang diduga bertanggung-jawab untuk pencekikan Floyd.
Mobil patroli kepolisian disemprot dengan cat dan ditulisi, para pemrotes lalu melemparkan batu ke kantor polisi. Polisi menembakkan gas air mata dan granat suara serta semprotan busa.
Seorang pemrotes menyampaikan kepada stasiun TV CBS: "Ini benar-benar buruk. Polisi harus mengerti, inilah iklim yang mereka ingin ciptakan."
Seorang lagi berkata: "Saya berlutut dan memberi tanda damai, tapi mereka menembakkan gas air mata ke arah saya."
Menurut polisi, seorang mengalami cedera tidak serius sesudah dipaksa menjauh dari area protes. Namun kepolisian tidak merinci hal itu.
Apa yang terjadi pada George Floyd?
Petugas kepolisian sedang menanggapi laporan penggunaan uang palsu, dan mereka mendekati Floyd yang sedang berada di kendaraannya.