Dalai Lama Sesalkan Aksi Brutal Polisi AS yang Menewaskan George Floyd

Jum'at, 29 Mei 2020 | 19:58 WIB
Dalai Lama Sesalkan Aksi Brutal Polisi AS yang Menewaskan George Floyd
Pemimpin keagamaan di Tibet, Dalai Lama (tengah) menghadiri sebuah acara. [AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemimpin spiritual Tibet, Dalai Lama menyesalkan peristiwa pembunuhan seorang warga bernama George Floyd oleh polisi. Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Floyd, lelaki kulit hitam berusia 46 tahun, meninggal dunia setelah mendapat perlakuan kasar dari anggota polisi Third Precinct, Minnesota, Amerika Serikat pada Senin (25/5/2020).

Hal itu diungkapkan Dalai Lama ke-14, yang memiliki nama asli Tenzin Gyatso, saat memberikan pengajaran tentang belas kasih kepada pengikutnya secara daring, di Dharamsala, India, Jumat (29/5/2020).

"Kami melihat di saluran berita mengenai diskriminasi terhadap warna kulit ataupun agama akhir-akhir ini," kata Dalai Lama.

"Dan kemudian ada pembunuhan, di mana beberapa orang menganggapnya sebagai suatu kebanggaan bisa membunuh seseorang."

Baca Juga: ATM Beras Gratis Jadi Solusi Pangan Warga di Tengah Pandemi Covid-19

"Baru kemarin saya lihat di televisi, di suatu tempat di Minnesota, Amerika Serikat, seorang pria kulit hitam dibekuk dan polisi menekan leher pria itu dengan lututnya," tambahnya.

George Floyd (Instagram/elseakoenreich)
George Floyd (Instagram/elseakoenreich)

Dalai Lama menyebut diskriminasi jadi sebab utama hal-hal mengerikan seperti pembunuhan berdasarkan ras maupun agama kerap terjadi saat ini.

"Jadi karena diskriminasi ini, rasisme berdasarkan ras, hal-hal seperti itu dilakukan," bebernya.

Dunia internasional telah mengecam tindak kekerasan berbau rasial yang menimpa George Floyd.

Di Amerika Serikat, masyarakat saling menggalang kekuatan dan menyerukan protes akibat kematian pria 46 tahun itu.

Baca Juga: Resmi, Final Piala FA Digelar 1 Agustus 2020

Bahkan, Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) juga telah menyerukan agar Pemerintah Amerika Serikat segera bertindak dalam kasus rasisme tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI