Sementara itu seorang pengguna Twitter lain berpendapat, "Udah bertekad sih, walau sekolah mulai Juli, kalau angka positif masih tinggi, aku bakal izin ke sekolah, minta tetap sekolah online. Peduli setan sama urusan nilai, KKM, dan lain-lain. Keselamatan dan kesehatan lebih utama. Nyuruh anak SD PHBS di sekolah itu semacam mimpi soalnya."
"Benar banget Mbak Wina. Saya sebagai guru SD Negeri dengan siswa 36 di kelas dan punya anak sekolah TK, enggak tenang banget sama ketidakpastian macam begini. Pendidikan mundur beberapa bulan apa salahnya dibanding keselamatan generasi penerus bangsa," ungkap warganet yang mengaku sebagai guru SD.
Untuk diketahui, meski belum ada kepastian dari pemerintah pusat, namun beberapa sekolah dan perusahaan mulai memikirkan rencana untuk menghadapi new normal yang digadang-gadang oleh Presiden Jokowi.
Adapun pemerintah melalui Kemenkes juga sudah menyiapkan Protokol Kesehatan di lingkungan sekolah sebagai berikut.
Baca Juga: Bikin Mesem, 5 Meme di Tengah Pandemi Covid-19 Ini Bisa Bangkitkan Semangat
Panduan New Normal Kemenkes untuk Institusi Pendidikan
1. Menyediakan sarana cuci tangan menggunakan air dan sabun atau pencuci tangan berbasis alkohol di beberapa spot.
2. Membersihkan handel pintu, saklar lampu, komputer, meja, keyboard, dan fasilitas lain yang sering tersentuh tangan minimal 1 kali sehari dengan disinfektan.
3. Melakukan skrining harian, yaitu apabila ada siswa, guru, atau karyawan yang memiliki gejala demam di atas 38 derajat, batuk, pilek, gangguan kulit, mata, muntah, diare, tidak selera makan atau keluhan lain, maka diminta untuk tidak pergi ke sekolah.
4. Warga sekolah dilarang berbagi makanan, minuman, termasuk peralatan makan, minum dan alat musik tiup yang akan meningkatkan risiko penularan COVID-19.
Baca Juga: Bukan Cuma Motor Trail, Bus Ini Bisa Diajak Trabasan di Medan Terjal Lho
5. Warga sekolah dilarang melakukan kontak fisik langsung seperti bersalaman, cium tangan, atau berpelukan.