Demi Nafkah, Buruh Meksiko Berjejal di Terowongan Menuju AS, Abaikan Corona

Jum'at, 29 Mei 2020 | 12:53 WIB
Demi Nafkah, Buruh Meksiko Berjejal di Terowongan Menuju AS, Abaikan Corona
Ilustrasi terowongan .[Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Terowongan penghubung antara kota Mexicali dan Imperial Valley, California jadi saksi bagaimana buruh Meksiko bertaruh nyawa demi mencari nafkah. Saling berjejalan, mereka mengabaikan potensi terinfeksi virus Corona

Menyadur USA News, para buruh Meksiko mulai mengantri untuk masuk ke Amerika Serikat lewat trowongan bawah tanah. Kendati memakai masker, jarak sosial tak terlihat dipatuhi.

Para pekerja harian rela bertaruh nyawa menyambangi Negeri Paman Sam untuk mencari sesuap nasi. Sebagian besar dari mereka bekerja di sebuah vendor yang menjual tamale--kudapan khas amerika latin.

Arus bolak balik buruh harian itu terus berlangsung setiap harinya. Terowongan bawah tanah tersebut menjadi jembatan dari roda perekonomian di wilayah tersebut yang mencapai angka 2 miliar dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp29 triliun pertahunnya.

Baca Juga: Pasien Covid-19 Parah Rentan Alami Stres Setelah Sembuh

Seorang buruh, Jose Salazar yang bekerja enam hari sepekan, mengatakan bahwa pihak Bea Cukao dan Perlindungan Perbatasan (CBP) AS harus menambah anggota agar waktu antrian di trowongan bisa dikurangi.

"'La migra' belum mengambil hati untuk menambah lebih banyak petugas, dan itu membuat pandemi bertambah," kata Salazar dikutip dari USA News, Jumat (29/5/2020).

Tangkapan layar menunjukan para buruh Meksiko tengah mengantri untuk memasuki trowongan menuju Amerika Serikat. (Dok. USA News)
Tangkapan layar menunjukan para buruh Meksiko tengah mengantri untuk memasuki trowongan menuju Amerika Serikat. (Dok. USA News)

Kendati harus berdesak-desakan untuk mencari nafkah, beberapa pekerja mengaku khawatir terinfeksi virus Corona.

Saking takutnya, Salazar mengaku sempat menginap di El Centro, California, dibanding harus berdesak-desakan dengan burh lain demi bisa pulang ke rumah.

Agen CBP AS sendiri mengaku telah menerapkan aturan jarak sosial bagi buruh yang mengantri masuk trowongan. Namun, jumlahnya yang begitu banyak, diakui membuat social distancing tak efektif lagi.

Baca Juga: Kambing Hitam Sumatera Terlihat di Gunung Leuser, Intip Daya Tarik TNGL

"Agak tidak ada gunanya bagi kami untuk memisahkan mereka sekitar enam kaki apabila mereka (melintas perbatasan) dengan cara berkerumun lebih dulu," kata agen yang tak ingin disebutkan namnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI