"Pada saat Ramadan kemarin, dalam kondisi lockdown terlintas untuk mulai mempromosikan kuliner lagi dengan buka open PO (pemesanan pembelian) di Facebook. Alhamdulillah ternyata banyak customer lama yang sudah menantikannya."
"Karena ramainya customer yang antusias dan feedback positif yang kita terima, hal tersebut membantu mengundang banyak peminat customer baru," katanya.
Usahanya di dunia maya dinamai Warung-e Yunni atau warungnya Yunni.
Dari dompet sekitar 30-40 konsumen seminggu, ia menerima pemasukan kotor antara £1.200-£1.500 atau sekitar Rp21 juta-Rp27 juta.
Baca Juga: Akibat Pandemi Covid-19, Keluarga Kerajaan Inggris Alami Krisis Keuangan
Katering kru film
Baik Ina Nugroho maupun Yunni Marsid mengandalkan pasar masyarakat Indonesia yang tinggal di Inggris dan warga setempat yang telah mengenal Indonesia.
Berdasarkan data KBRI London, jumlah WNI yang terdaftar di Inggris mencapai 9.362 orang, sebagian besar berdomisili di ibu kota.
Hanya ada beberapa restoran yang menyajikan masakan Indonesia di London, itu pun campur dengan menu-menu Malaysia.
Kedua perempuan itu juga membuka warung tenda di acara-acara komunitas Indonesia seperti bazaar 17 Agustus, acara kebudayaan dan pertandingan olahraga.
Baca Juga: Inggris Legalkan Remdesivir untuk Antivirus Pasien Covid-19, Obat Apa Itu?
"Komentar konsumen orang asing pun cukup positif terhadap masakan kita dan selama ini feedback dari konsumen cukup bagus," jelas Yunni.