Suara.com - Politikus Partai Demokrat Jansen Sitindaon menilai pendapat Menko Polhukam Mahfud MD soal corona baru-baru ini mengada-ada.
Pasalnya, wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrat itu seakan tak percaya Mahfud mengklaim korban kecelakaan lebih banyak dari korban yang tewas akibat virus corona.
"Ada-ada aja. Aku pikir pendapat-pendapat begini sudah lama hilang. Ternyata masih ada dan diproduksi juga," kata Jansen via akun Twitter-nya @jansen_jsp.
Terlepas dari pendapat Mahfud soal itu, menurutnya virus corona tetap berbahaya lantaran bisa menular dengan mudah.
Baca Juga: Kesulitan Membuat Judul Artikel yang Menarik? Simak 5 Tips Jitu Berikut Ini
Ia kemudian membandingkan persoalan virus corona dengan kecelakaan. Jansen menyindir Mahfud dengan bertanya, "Apakah kecelakaan itu menular?"
Tak hanya itu, jika persoalan virus corona seolah dianggap tidak lebih penting dari kecelakaan, ia pun mempertanyakan mengapa sampai ada peraturan-peraturan khusus yang dibuat pemerintah untuk menangani penyakit tersebut.
"Kecelakaan itu menular enggak pak @mohmahfudmd? Perlu PSBB [Pembatasan Sosial Berskala Besar] enggak? Membuat PHK [Pemutusan Hubungan Kerja] enggak?"
Bahkan, menurut Jansen, pemerintah sampai membuat Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) untuk mengatasi wabah virus corona.
"Sampai perlu buat Perppu agar defisit boleh lampaui 3 persen enggak?" cuit Jansen.
Baca Juga: Kosong Melompong, Terminal Pulo Gebang Sepi Penumpang di H+4 Lebaran
Melihat cuitan tersebut, warganet justru mendukung pernyataan Jansen. Sebagian warganet merasa prihatin dengan sikap Mahfud MD yang kerap mengeluarkan pernyataan kontroversial terkait corona.
"Sayang pak gelar profesor, kalau cakap ginian aja enggak perlu sekolah tinggi-tinggi pak sampai jadi profesor. Sayang pak perjuangan selama ini, di masa tua cuma ngumpulin rekam jejak yang jelek," tulis @Sabarsirait87.
"Maaf prof. Kecelakaan itu insiden, kalau corona itu wabah atau penyakit maka tidak bisa disamakan. Tolong jaga wibawa keilmuannya prof. Boleh masuk dalam sistem "iblis" tapi jangan jadi iblis. Artinya boleh di bawah komando pemimpin minim intelektual tapi jangan sampai minus juga," kata @HaszbullahM.