Suara.com - Rusaknya ekosistem di alam membuat konflik antara manusia dan satwa liar tak terelakkan. Tak terkecuali di Indonesia, di mana banyak hewan-hewan asli Indonesia yang kini telah punah.
Pemberian label punah bukan sembarang diberikan oleh pemerintah kepada suatu spesies.
Sebelum dinyatakan punah, pemerintah akan melakukan kajian dan penelitian komprehensif guna mencari tahu kebenaran akan eksis tidaknya hewan-hewan tersebut.
Berikut empat hewan asli Indonesia yang telah dinyatakan punah oleh pemerintah, dikutip dari Digstraksi, Rabu (27/5/2020):
Baca Juga: Diadang Kawanan Harimau di Hutan, Empat Warga Solok Lolos Dari Maut
Harimau Bali
Panthera Tigris Bali atau yang lebih dikenal dengan sebutan Harimau Bali merupakan spesies kucing besar asal Pulau Bali.
Harimau Bali masih berkerabat dengan Harimau Jawa ataupun Harimau Sumatera. Harimau Bali terakhir yang ditemukan terlihat pada tahun 1937.
Nasib Si Raja Hutan itu sungguh tragis karena di ujung senapan manusia. Kematian Harimau Bali terakhir tersebut akhirnya membuat spesies itu dinyatakan punah.
Penyebab utama dari punahnya Harimau Bali adalah pembukaan lahan, ruang hidup yang semakin sedikit serta perburuan oleh manusia.
Baca Juga: Miris! Harimau Sumatera Mati Kena Jerat di Area Konsesi Perusahaan di Riau
Khususnya warga Eropa yang gemar memburu harimau sebagai sarana rekreasi dan olahraga.
Harimau Jawa
Sama tragisnya seperti kerabatnya di Bali, Harimau Jawa juga telah dinyatakan punah. Padahal, lahan hidup Harimau Jawa lebih luas.
Hewan yang memiliki nama ilmiah Panthera Tigris Sondaica tersebut diketahui pernah hidup di hutan-hutan seantero Pulau Jawa.
Seiring berjalannya waktu, ruang hidup itu semakin menyempit ditandai dengan semakin banyaknya perambahan hutan oleh manusia.
Kepunahan Harimau Jawa masih menyisakan polemik. Hal itu dikarenakan berbagai pengakuan dari banyak orang bahwa mereka pernah bertemu dan melihat harimau ini.
Pada tahun 1950-an, jumlah Harimau Jawa sebenarnya sudah sangat kritis, hanya tersisa 25 ekor.
Pemerintah sudah berupaya menyelamatkan spesies ini dengan membangun taman margasatwa dan taman nasional. Namun, populasi Harimau Jawa terus menurun.
Pada tahun 1972 diketahui hanya ada tiga ekor yang tersisa dan hidup di Taman Nasional Meru Betiri.
Pada tahun 2000, penelitian intensif dilakukan di Meru Betiri melibatkan puluhan tenaga terlatih yang diperlengkapi dengan berbagai peralatan mumpuni untuk mencari tahu apakah memang benar masih ada Harimau Jawa yang tersisa.
Hasilnya nihil, sehingga spesies Harimau Jawa ini tetap dinyatakan punah.
Berbagai pengakuan dan klaim dari banyak pihak yang mengaku melihat jejak-jejak Harimau Jawa hingga saat ini belum bisa dibuktikan.
Dengan semakin sempitnya ruang hidup, memang tak mengagetkan jika spesies ini mengalami kepunahan.
Tikus Hidung Panjang
Tikus Hidung Panjang adalah spesies tikus endemik yang dahulu tinggal di Pulau Flores.
Nama ilmiah dari spesies ini adalah Paulamys Naso.
Walau banyak polemik yang beredar tetapi merujuk pada ketetapan IUCN (International Union for Conservational Nature), Tikus Hidung Panjang Flores dinyatakan punah pada tahun 1996.
Tikus Gua Flores
Tikus Gua tergolong sebagai hewan pengerat dan dulu hidup di daerah barat Pulau Flores.
Binatang imut dengan nama ilmiah Spaleomys Florensis ini masih berkerabat erat dengan Tikus Hidung Panjang Flores.
Sama seperti kerabat dekatnya, Tikus Gua Flores akhirnya punah diduga karena lemahnya kemampuan beradaptasi dan perburuan oleh manusia.