![Ilustrasi kantor. [Shutterstock]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2016/05/25/o_1ajkcj9rcsrkl1p11jp118617uua.jpg)
A. Kebijakan Manajemen dalam Pencegahan Penularan Covid-19
1) Pihak manajemen agar senantiasa memantau dan memperbaharui perkembangan informasi tentang COVID19 di wilayahnya. (Secara berkala dapat diakses di https://infeksiemerging.kemkes.go.id. dan kebijakan Pemerintah Daerah setempat).
2) Pembentukan Tim Penanganan Covid-19 di tempat kerja yang terdiri dari Pimpinan, bagian kepegawaian, bagian K3 dan petugas Kesehatan yang diperkuat dengan Surat Keputusan dari Pimpinan Tempat Kerja.
3) Pimpinan atau pemberi kerja memberikan kebijakan dan prosedur untuk pekerja melaporkan setiap ada kasus dicurigai Covid-19 (gejala demam atau batuk/pilek/nyeri tenggorokan/sesak nafas) untuk dilakukan pemantauan oleh petugas kesehatan.
Baca Juga: Pertama di Indonesia! New Normal Jawa Barat Mulai 1 Juni
4) Tidak memperlakukan kasus positif sebagai suatu stigma.
5) Pengaturan bekerja dari rumah (work from home). Menentukan pekerja esensial yang perlu tetap bekerja/datang ke tempat kerja dan pekerja yang dapat melakukan pekerjaan dari rumah.
BACA JUGA: 6 Hal yang Terjadi Saat Negera Terapkan The New Normal
B. Jika ada pekerja esensial yang harus tetap bekerja di tempat kerja:
![Ilustrasi bekerja dengan posisi berdiri. (Shutterstock)](https://media.suara.com/pictures/653x366/2018/02/03/86958-bekerja-dengan-posisi-berdiri.jpg)
1) Di pintu masuk tempat kerja lakukan pengukuran suhu dengan menggunakan thermogun, dan sebelum masuk kerja terapkan Self Assessment Risiko Covid-19 untuk memastikan pekerja yang akan masuk kerja dalam kondisi tidak terjangkit Covid-19.
Baca Juga: Jelang New Normal, Kurva Penyebaran Covid-19 di Bantul Belum Menurun
2) Pengaturan waktu kerja tidak terlalu panjang (lembur) yang akan mengakibatkan pekerja kekurangan waktu untuk beristirahat yang dapat menyebabkan penurunan sistem kekebalan/imunitas tubuh.