Suara.com - Negara-negara bagian India yang menerima jutaan buruh migran yang kembali dari kota-kota besar melaporkan peningkatan infeksi virus corona. Hal itu diungkapkan sejumlah pejabat, Selasa (26/5/2020).
Para pejabat mengkhawatirkan pandemi itu dapat menyebar ke desa-desa, yang fasilitas perawatan medisnya sangat minim.
Para pejabat dari kementerian dalam negeri dan perkeretaapian mengatakan sedikitnya 4,5 juta pekerja telah bermigrasi dari pusat ekonomi ke kampung halaman mereka dalam dua bulan terakhir sejak Perdana Menteri Narendra Modi menyatakan pemberlakuan aturan karantina wilayah.
Pada Selasa, India telah melaporkan total 145.380 infeksi dan jumlah kematian sebanyak 4.167. Jumlah itu relatif rendah untuk negara terpadat kedua di dunia jika dibandingkan dengan beberapa negara di Eropa.
Baca Juga: Lima Pelaku Pemerasan Bermodus Anggota Polri di Bintaro Ditangkap
Tetapi, Negara Bagian Bihar di bagian timur melaporkan lebih dari 160 infeksi pada Senin (25/5/2020). Angka tersebut adalah kenaikan harian tertinggi, sehingga jumlah totalnya menjadi lebih dari 2.700 kasus.
Dalam 36 jam terakhir, lebih dari 75 orang dinyatakan positif corona di Odisha dan 35 pengidap dikarantina di tiga rumah isolasi di Negara Bagian Rajasthan.
Kasus-kasus terbaru itu telah memaksa pihak berwenang untuk memperluas sumber daya pengujian yang terbatas.
"Puluhan pekerja yang melakukan perjalanan dari New Delhi telah dinyatakan positif. Kami memastikan bahwa tidak ada yang memasuki desa mereka dengan membawa infeksi ini," kata Gaurav Sinha, seorang pejabat kesehatan senior di ibu kota Bihar, Patna.
Ekonom yang mempelajari pola migrasi terbalik mengatakan buruh migran termiskin di India adalah kalangan yang paling parah terdampak aturan karantina wilayah.
Baca Juga: New Normal, Piala Dunia U-20 2021 di Indonesia Tanpa Penonton?
Tayangan televisi pada awal krisis menunjukkan polisi memukuli beberapa pekerja migran ketika mereka mencoba naik bus kota untuk mencapai desa mereka.