Afrika Selatan Larang Merokok saat Pandemi Covid-19, Warga Tetap Ngeyel

Selasa, 26 Mei 2020 | 14:12 WIB
Afrika Selatan Larang Merokok saat Pandemi Covid-19, Warga Tetap Ngeyel
Ilustrasi rokok
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Afrika Selatan merupakan salah satu negara yang menerapkan aturan pembatasan wilayah atau lockdown yang paling ketat. Bahkan negara tersebut hingga melarang warganya untuk merokok dan minum alkohol demi menjaga kesehatan.

Namun, kebijakan tersebut menimbulkan masalah lain yakni perdagangan rokok secara ilegal jadi makin merajalela.

Menyadur dari BBC News, Selasa (26/05) perdagangan ilegal rokok di Afrika Selatan semakin berjalan lancar setelah penjualan tembakau dilarang pada akhir Maret sebagai bagian dari langkah-langkah ketat yang diberlakukan untuk memperlambat penyebaran virus corona.

Menurut Michele (nama samaran), ekonom asal Afrika Selatan yang juga perokok, warga membeli rokok secara diam-diam. Ia harus menghubungi penjual rokok melalui kontak di grup WhatsApp dan kemudian bertemu secara diam-diam.

Baca Juga: Afrika Selatan Longgarkan Lockdown Mulai 1 Juni, Warga Boleh Bekerja

"Setelah Anda menemukan penjual yang dapat Anda percayai, titik pertemuan atau titik penjemputan diatur," katanya dikutip dari BBC News.

Ia juga mengaku tidak sempat 'menimbun' rokok, sebelum peraturan tersebut dilaksanakan.

"Tidak ada peringatan yang diberikan untuk larangan itu, jadi saya pribadi tidak cukup siap untuk mendapatkan persediaan," ujar Michelle, yang telah merokok selama empat tahun.

Menurutnya aturan ini justru akan menimbulkan penularan yang lebih parah. Pasalnya pedagang dan pembeli akan saling bertemu dan bersentuhan.

Ilustrasi rokok kretek. [Shutterstock]
Ilustrasi rokok kretek. [Shutterstock]

"Penjual rokok di pasar gelap berpotensi menyentuh banyak orang yang mencoba menjual rokok mereka", kata Michele.

Baca Juga: Tak Ajak Anaknya Liburan, Pasangan Ini Terjebak Lockdown di Afrika Selatan

Lebih dari setengah juta orang membuat petisi online yang meminta pemerintah untuk berubah pikiran akan aturan larangan merokok tersebut. Sebab tanpa ada dukungan ilmiah yang kuat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI