Suara.com - Sekitar 15.000 pengungsi Rohingya harus menjalani karantina di kamp-kamp pengungsi Bangladesh, setelah kasus infeksi Covid-19 di wilayah tersebut meningkat, Senin (25/5/2020).
Menyadur Channel News Asia (CNA), infeksi virus Corona mulai menghantui kamp pengungsi Rohingya di Bangladesh. 29 kasus telah tercatat, di mana kasus pertama baru terdeteksi pada pertengahan Mei 2020.
Kendati jumlah kasus terus meningkat, pejabat kesehatan di kawasan Bazar Cox, mengungkapkan bahwa tak ada pasien kritis. Pengungsi yang terinfeksi kekinian telah menjalani isolasi.
"Tidak ada infeksi yang kritis. Sebagian besar bahkan tidak menunjukkan gejala apapun," kata Toha Bhuiyan, pejabat kesehatan senior di Bazar Cox, seperti dikutip CNA, Selasa (26/5/2020).
Baca Juga: Pengakuan Pemilik Bengkel Motor, Pandemi Covid-19 Bikin Sepi Pelanggan
Bhuiyan mengungkapkan bahwa tiga jalan yang menguhubungkan tiga kamp pengungsi yang mencatatkan kasus infeksi Covid-19 telah ditutup oleh otoritas setempat.
Sekitar 15 ribu pengungsi Rohingya mau tak mau harus menerima kenyataan bahwa akses mereka telah dibatasi. Dua kamp yang kini diisolasi berada di kawasan Kutapalong, rumah bagi sekitar 600 ribu pengungsi Rohingya.
Bhuiyan mengatakan bahwa otoritas kesehatan setempat tengah berusaha untuk melakukan sebanyak mungkin tes Covid-19 di kamp-kamp pengungsi tersebut. Tujuh pusat isolasi juga telah disiapkan yang disebut bisa menampung sekitar 700 pasien.
"Kami berusaha meningkatkan pengujian secepat mungkin untuk memastikan bahwa kami dapat melacak semua orang yang terinfeksi dan kontak mereka," kat Bhuiyan.
Baca Juga: Nurhasanah : Saat Melahirkan, Tak Perlu Pusing Biaya