Suara.com - Seorang remaja perempuan berusia 18 tahun di Amerika Serikat membuat pengakuan mengejutkan. Dia berencana menikahi ayah kandungnya. Rencana pernikahan sedarah itu sontak menggegerkan media sosial.
Menyadur dari News.com.au, Selasa (26/5/2020), remaja tersebut menggambarkan momennya berjalan menuju altar bersama sang ayah sebagai pernikahan sempurna dan simbol keunikan cinta mereka.
Berbagi cerita cinta kontroversialnya kepada The Cut, remaja asal Paman Sam tersebut memberikan pandangannya tentang apa yang dinamakan sebagai ketertarikan seksual secara genetik alias genetic sexual attraction (GSA).
Dikenal juga sebagai inces konsensual, kasus GSA acapkali terjadi ketika orang tua kandung diasingkan dari anak-anak mereka selama beberapa waktu, dan dipersatukan kembali ketika anak mereka beranjak dewasa.
Baca Juga: PNS di Sumatera Utara Hari Ini 26 Mei Mulai Masuk Kerja
Dalam kasus wanita yang enggan disebutkan namanya itu, hubungan romantis dimulai setelah sang ayah memasuki kembali kehidupannya ketika dia berusia 16 tahun. Nah, selama 12 tahun, pasangan tersebut tidak memiliki kontak sama sekali.
Kepada The Cut, remaja itu mengakui tidak membutuhkan waktu lama bagi keduanya untuk menyadari bahwa mereka memiliki perasaan yang kuat untuk satu sama lain.
"Kami mendiskusikan apakah itu salah atau benar, kemudian kami berciuman. Lalu kami bercumbu untuk kali pertama. Di saat itulah, aku kehilangan keperawananku," ujar remaja tersebut.
Remaja itu mengakui sang ibu tidak mengetahui soal hubungan pasangan inces itu. Yang terang, remaja tersebut mengaku tidak peduli jika keduanya tidak bisa menikah secara sah.
"Saya ingin itu mewakili keunikan kami, jadi kami tidak melakukan pernikahan serba putih," katanya.
Baca Juga: Adik Via Vallen Positif Corona, Keluarga Khawatir Makin Dikucilkan
Kemudian, remaja tersebut membeberkan seperti apa pernikahannya nanti, mulai busana yang dikenakan hingga dekorasi yang ada di sana.
“Warna pernikahan kami didominasi hitam dan ungu, dan kami berdua akan memakai sepatu Converse. Dia mengenakan celana jins dan kemeja yang bagus. Dia mengatakan dia tidak mengenakan dasi kupu-kupu, tetapi ini adalah pernikahan saya dan dia," ujar remaja itu.
“Nenek dan kakek saya--orang tua tunangan saya--akan hadir dan kakek saya akan menjadi wali saya. Meja-meja akan memiliki karangan bunga pohon tanpa daun untuk mewakili pernikahan kita, yang akan seperti pohon yang tumbuh. Gaun saya akan hitam," ungkap remaja itu.
Rencana pernikahan anak beranak ini mendadak viral di Facebook. Banyak warganet yang merasa syok dengan cerita cinta dari pasangan tersebut dan menentang rencana pernikahan itu.
"Ini sangat salah, sangat sangat sangat salah. Saya berharap seseorang bisa ikut campur dan menyelamatkan gadis malang ini," tulis salah seorang warganet.
"Tidak, tidak, tidak. Saya berharap kepada Tuhan agar dia (gadis itu) tidak menjalankan pernikahan ini dan dia kembali menyadari bahwa ini salah," tulis warganet lainnya.
Menurut The Cut, istilah Genetic Sexual Attraction (GSA) diciptakan pada akhir 1980-an oleh pendiri kelompok pendukung untuk anak-anak adopsi yang baru-baru ini terhubung kembali dengan kerabat biologis mereka.
Dalam konteks ini, pendiri GSA mengklaim mengamati perasaan romantis dan seksual yang kuat yang terjadi di banyak reuni ini.
Para ahli memperkirakan bahwa perasaan tabu ini terjadi pada sekitar 50 persen kasus di mana kerabat terasing disatukan kembali sebagai orang dewasa.
Penemu GSA telah menjadi tertarik pada putra yang dia adopsi ketika dia bertemu dengannya 26 tahun kemudian, tetapi perasaannya tidak terbalas.