Suara.com - Warga Amerika berjemur di pantai, memancing dari perahu, dan berjalan-jalan di trotoar selama liburan akhir pekan, meskipun angka kematian akibat COVID-19 di negara itu mendekati 100.000.
Liburan Memorial Day yang menandai dimulainya musim panas di AS biasanya adalah saat pemakaman di seluruh negeri dihiasi bendera AS dan diadakan upacara penghormatan bagi mereka yang gugur dalam perang.
Tahun ini, hari tersebut juga menjadi saat berduka atas hilangnya lebih dari 97.000 nyawa karena pandemi virus corona di AS.
Surat kabar The New York Times pada Minggu (24/5) mengisi halaman depannya dengan nama-nama dan rincian terpilih dari 1.000 korban, berusaha menggambarkan kemanusiaan dari nyawa-nyawa yang hilang.
Baca Juga: Libur Memorial Day saat Pandemi Covid-19, Pantai dan Taman AS Tetap Ramai
"Kami berusaha memanusiakan angka-angka yang terus tumbuh dan telah mencapai kenaikan yang tak terduga sehingga benar-benar sulit untuk dipahami lagi. ... Ini tentang manusia biasa. Ini tentang korban tewas, mencapai angka yang benar-benar mengejutkan," kata Marc Lacey, editor nasional surat kabar tersebut, kepada Reuters sebagaimana dikutip Antara.
Di antara para korban, berdasarkan berita kematian dan pemberitahuan kematian di ratusan surat kabar AS, adalah Lila Fenwick (87), wanita kulit hitam pertama yang lulus dari Jurusan Hukum Harvard; Romi Cohn (91), menyelamatkan 56 keluarga Yahudi dari Gestapo; Hailey Herrera (25), ahli terapi pemula yang sangat berempati.
Di AS, 50 negara bagian memiliki pelonggaran aturan pembatasan yang beragam. Di beberapa negara bagian, seperti Illinois dan New York, restoran masih tertutup untuk makan di tempat, demikian pula salon rambut.
Di banyak negara bagian selatan, sebagian besar bisnis terbuka, dengan pembatasan kapasitas.
Pekan lalu, 11 negara melaporkan jumlah rekor kasus baru COVID-19, termasuk Alabama, Arkansas, Minnesota, North Dakota, New Hampshire, Maryland, Maine, Nevada, Utah, Virginia dan Wisconsin, menurut penghitungan Reuters. Tidak jelas apakah kasus-kasus meningkat dari tes lebih lanjut atau gelombang kedua infeksi.
Baca Juga: Penyebaran COVID-19 Tak Terbendung, AS Batasi Perjalanan dari Brasil
Total kasus AS adalah lebih dari 1,6 juta, tertinggi di dunia, sementara model perkiraan untuk COVID-19 memprediksi angka kematian akan melebihi 100.000 pada 1 Juni.