Masa Depan Dunia Usai Wabah Covid-19: Barbarisme atau Sosialisme

Senin, 25 Mei 2020 | 18:54 WIB
Masa Depan Dunia Usai Wabah Covid-19: Barbarisme atau Sosialisme
[Twitter]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pandemi covid-19 menjadi salah satu bencana yang paling besar sejak bulan-bulan awal tahun 2020. Ratusan ribu nyawa sudah menghilang yang disebabkan oleh virus corona.

Bukan hanya berdampak pada kesehatan, virus corona juga ikut mengguncang dunia.

Banyak negara melakukan pembatasan wilayah atau lockdown untuk menekan penyebaran virus, namun kebijakan tersebut membuat orang tidak bisa bekerja.

Akibatnya, beberapa orang mengalami pemutusan hubungan kerja karena perusahaan tempat ia mencari nafkah hancur. Sebagian lain memiliki pekerjaan dengan gaji yang tidak dibayarkan secara utuh.

Baca Juga: Suasana Lebaran, Yuk Intip 5 Masjid Terindah di Dunia

Teka-teki mengenai sampai kapan wabah ini akan berakhir juga masih menjadi misteri.

Bahkan mulai muncul slogan 'New Normal' untuk segala lini kehidupan, termasuk ekonomi sebagai akibat dari pandemi Covid-19.

Simon Mair, Peneliti di bidang Ekonomi Ekologis, Pusat Pemahaman Kemakmuran Berkelanjutan, University of Surrey meneliti empat kemungkinan yang terjadi pada dunia setelah pandemi virus corona.

"Dari perspektif ekonomi, ada empat kemungkinan di masa depan: turun ke barbarisme, kapitalisme negara yang kuat, sosialisme negara radikal, dan transformasi menjadi masyarakat besar yang dibangun di atas bantuan bersama."

Hal tersebut tertuang dalam tulisnya dalam artikel berjudul 'What will the world be like after coronavirus? Four possible futures' yang diterbitkan di The Conversation 30 Maret 2020.

Baca Juga: Ngaco, NASA Tak Temukan Dunia Paralel dengan Waktu Berjalan Mundur

Seorang gelandangan tengah mengemis di 5th Avenue, New York, Amerika Serikat, 4 Januari 2016. [Timothy A Clary/AFP]
Seorang gelandangan tengah mengemis di 5th Avenue, New York, Amerika Serikat, 4 Januari 2016. [Timothy A Clary/AFP]

1. State Capitalism

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI