Ia mengatakan untuk polutan jenis PM 2.5 di Jakarta, hingga pertengahan Mei, mengalami penurunan sebesar tujuh persen dibandingkan tahun lalu di periode yang sama.
Bagaimana dengan kondisi di Asia Tenggara?
Pantauan CREA yang menggunakan data satelit TROPOMI-Sentinel-5P melihat kota-kota besar di wilayah sekitar Indonesia, seperti Malaysia, Thailand dan Vietnam, yang juga mencatat penurunan level NO2 di atmosfer selama periode tertentu per negara pada periode pemberlakukan karantina hingga awal Mei.
Di kota-kota besar seperti Bangkok, Kuala Lumpur dan Manila, tingkat gas Nitrogen Dioksida (NO2) berkurang akibat penurunan transportasi dan manufaktur. Level gas NO2 di Kuala Lumpur, Malaysia menurun sekitar 60 persen dibanding tahun 2019.
Baca Juga: Cerita Foto Senyuman dan Kegetiran Tim Medis Virus Corona
CREA menilai transportasi, produksi dan konsumsi bahan bakar fosil, serta manufaktur tetap menjadi penghalang untuk mendapatkan kualitas udara yang lebih baik. Organisasi itu menperingatkan pentingnya perbaikan infrastruktur transportasi masal di Asia Tenggara demi menekan peningkatan jumlah kendaraan pribadi di jalan.
Dengan kondisi seperti sekarang, CREA mengatakan ketika beberapa negara sudah melonggarkan pemberlakukan lockdown, kualitas udara berbahaya - baik pada tingkat lokal maupun mencakup wilayah Asia Tenggara - kemungkinan akan kembali.
Hal itu dikarenakan masih banyak negara-negara di kawasan ini yang sangat bergantung pada industri penyebab pencemaran udara dan juga bahan bakar fosil.