Suara.com - Banjir menerjang Kota Samarinda, Kalimantan Timur saat Lebaran, Minggu (24/5/2020). Banjir semakin luas dan menyebabkan sejumlah akses jalan di Ibu kota Provinsi Kaltim tersebut lumpuh total karena tidak bisa dilalui di tengah kegembiraan masyarakat merayakan Hari Raya Idul Fitri 1441 Hijriah.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Samarinda, mencatat sudah ada delapan kelurahan yang terdampak banjir yang terjadi sejak, Jumat (22/5/2020) kemarin.
Kepala BPBD Samarinda Hendra yang dihubungi Minggu malam menyebutkan saat ini kelurahan yang tergenang meliputi Kelurahan Pampang, Kelurahan Lempake, Sempaja Timur, Tanah Merah, Sungai Siring, Sempaja Utara, Sempaja Selatan, dan Sempaja Barat.
"Total ada 74 RT, 1.671 rumah dan 4.076 jiwa yang terdampak banjir tahun ini," katanya.
Baca Juga: Program Aksi Kemnaker, BLK Samarinda Serahkan 200 APD pada IDI
Dia menjelaskan bahwa ketinggian air di delapan kelurahan itu bervariasi mulai 50 centimeter hingga satu meter.
Di sejumlah jalan protokol seperti simpang Lembuswana, masyarakat sudah menutup akses jalan karena kedalaman air sangat tinggi dan berisiko mogok bagi kendaraan yang akan melintas.
Di sejumlah gang menuju permukiman warga juga sudah dilakukan penutupan, karena ketinggian air sudah melebihi pinggang orang dewasa, dan masyarakat khawatir kendaraan yang melintas bakal menimbulkan arus air dan bisa merobohkan rumah mereka.
Menurut Hendra, sejumlah petugas BPBD dan relawan dari berbagai elemen saat ini sudah mulai bergerak membantu evakuasi warga yang terdampak banjir, seperti di Perumahan Bengkuring. Salah satu kawasan dengan ketinggian air paling dalam. Kemudian di Perumahan Griya Mukti.
Dinas Pemadam Kebakaran (Disdamkar) Samarinda saat ini sudah mulai mendirinkan posko untuk dapur umum. Tepatnya berada di Jalan Wahid Hasyim, Sempaja. Warga yang ingin membantu warga terdampak banjir dapat menyerahkan bantuan melalui posko tersebut.
Baca Juga: Samarinda Lockdown, Tutup Pintu Masuk dari Balikpapan karena Corona
Dia mengatakan, banjir yang kembali menerjang Samarinda ini selain disebabkan curah hujan tinggi juga disebabkan meluapnya Daerah Aliran Sungai (DAS) Karang Mumus. Ketinggian air di Bendungan Lempake saat ini sudah berada di level waspada.