Suara.com - Di Berlin, penyebaran virus corona berpengaruh pada perayaan Ramadan tahun ini. Seperti yang terjadi di Masjid Dar Assalam di distrik Neukölln, Jerman.
Masjid ini kewalahan dalam menampung jamaah karena pemerintah mengizinkan layanan keagamaan dengan jaga jarak sekitar 1,5 meter untuk mencegah penyebaran virus corona.
Itu artinya, banyak umat muslim yang tidak kebagian tempat saat mereka akan menjalani salat.
Mengetahui hal ini, pihak gereja Martha Lutheran di Kreuzberg menawarkan bantuan dengan mengadakan salat Jumat akhir Ramadhan di gereja mereka.
Baca Juga: Motor Bising Bakal Dilarang di Jerman, Motor Elektrik Makin Leluasa?
Menyadur BBC, imam masjid menyambut baik ajakan pihak gereja dan mengatakan ini sebagai pertanda baik dan membawa sukacita di tengah pandemi corona di bulan Ramadan. Menurutnya, krisis telah menyatukan banyak orang.
Salah satu jemaat gereja bernama Samer Hamdoun mengaku awalnya merasa aneh melihat aktivitas yang tidak biasa tapi belakangan ia mengaku sadar bahwa gereja adalah rumah Tuhan dalam arti sebenarnya.
"Ada perasaan aneh karena ada alat musik dan gambar (yang berbeda), tapi ketika kamu melihat, seketika kamu lupa detail kecil. Ini adalah rumah Tuhan pada akhirnya," ungkap Samer Hamdoun.
Bahkan pendeta gereja, Monika Matthias ikut serta dalam kebaktian. "Aku memberi pidato dalam bahasa Jerman," katanya.
"Selama berdoa, aku hanya bisa mengatakan ya, ya, ya, karena kami memiliki keprihatinan yang sama dan kami ingin belajar darimu. Dan indah rasanya saling merasakan satu sama lain," ungkapnya.
Baca Juga: 53 Warga Turki Dikarantina Setelah Kembali dari Jerman