Ngeri! Amerika Serikat Bahas Rencana Uji Coba Senjata Nuklir

Liberty Jemadu Suara.Com
Sabtu, 23 Mei 2020 | 21:50 WIB
Ngeri! Amerika Serikat Bahas Rencana Uji Coba Senjata Nuklir
Presiden AS, Donald Trump berjabat tangan dengan Presiden Cina, Xi Jinping di Beijing, Cina pada November 2017 silam. [AFP/Fred Dufour]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Amerika Serikat dikabarkan sedang membahas rencana untuk menguji coba senjata nuklir, sesuatu yang belum pernah dilakukan lagi oleh Paman Sam sejak 1992.

Seperti dilaporkan Washington Post, Jumat (23/5/2020), seorang pejabat senior AS dan dua mantan pejabat pemerintahan mengatakan bahwa pemerintahan Donald Trump membahas rencana menguji senjata nuklir.

Gedung Putih sendiri belum memberikan konfirmasi terkait kabar tersebut.

Menurut The Guardian, rencana uji coba senjata nuklir itu dibahas AS sebagai salah satu cara untuk menekan Rusia dan China agar menyepakati kesepakatan pengendalian senjata yang baru.

Baca Juga: Amerika Serikat Klaim Masih Anggota Perjanjian Nuklir Iran, Rusia: Konyol!

Disebut bahwa diskusi soal uji coba senjata nuklir itu digelar dalam sebuah rapat pejabat keamanan AS di Gedung Putih pada 15 Mei lalu. Rencana itu masih menggantung dan belum dibahas lagi.

"Untungnya masih ada beberapa orang profesional di dalam rapat itu yang mengatakan bahwa ide itu mengerikan," kata seorang staf anggota kongres AS.

Diskusi itu digelar ketika AS di bawah perintah Trump mundur dari tiga kesepatakan pengendalian senjata. Terbaru AS mengancam akan mundur Open Skies Treaty, perjanjian yang memberi hak kepada setiap penandatangan untuk terbang dan saling mematai-matai wilayah dalam periode tertentu.

Trump juga berencana mundur dari kesepakatan New Start yang diteken pada 2010. Kesepakatan tersebut membatasi jumlah hulu ledak nuklir Rusia dan AS. Kesepakatan itu akan memasuki masa kedaluwarsa paa Februari 2021 dan Trump mengatakan ia tak berniat memperpanjang kesepakatan itu jika China tak ikut menekennya.

China sendiri berkali-kali menolak meneken perjanjian tersebut dan mengatakan bahwa jumlah hulu ledak nuklirnya jauh lebih sedikit jika dibanding AS serta Rusia.

Baca Juga: Presiden Iran: Donald Trump Bodoh Keluar dari Perjanjian Nuklir

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI