Diayana mengatakan, setiap tahun dia pasti pulang kampung untuk merayakan Lebaran bersama sanak saudaranya. Tetapi, tahun ini tidak. Pasalnya pemerintah sudah menerbitkan larangan mudik terhadap seluruh masyarakat Indonesia.
"Saya baru pertama nih lebaran ndak mudik. Biasanya saya selalu pulang kampung seminggu sebelum lebaran," ujar Diyana.
Diyana mengaku bingung untuk merayakan lebaran di Ibu Kota. Kebiasan-kebiasan di kampung halaman --salat id berjamaah atau masak-masak-- tidak bisa dia terapkan di Jakarta.
Lebih miris lagi, Diyana harus merayakan lebaran di Jakarta dalam kondisi pandemi virus corona. Dia bingung, mau bersalaman dengan siapa, karena keluarganya rata-rata berdomisili di Kabupaten Tegal.
Baca Juga: Sehari Mau Lebaran, Pasien Positif Corona RI Melesat Jadi 21.745 Kasus
"Lebaran di sini bikin saya bingung. Karena masak buat keluarga sendiri, nerima tamu juga ndak. Sekalinya merayakan Lebaran di Jakarta situasinya begini. Lagi pandemi, mau salam-salam atau ndak, saya juga ndak tahu," sambungnya sambil tertawa.
Rustinah punya makna sendiri soal lebaran. Dia memang tidak mudik, sebab dia lahir dan besar di Ibu Kota.
Hanya saja, suasana lebaran pada saat masa pandemi corona nanti juga membikin kepala Rustinah pusing. Alasannya satu, dia dan suaminya kini sudah tidak lagi bekerja alias dirumahkan.
Untuk itu, Rustinah hanya mengandalkan bantuan dari adik-adiknya. Meski demikian, Rustinah akan tetap merayakan dengan hati gembira meski kenyataan sebenarnya sangatlah getir.
"Beda banget pokoknya. THR dari adik-adik saya saja lah. Mau gimana pun saya akan tetap merayakan hari raya walau Covid gini. Yang penting tetap merayakan lebaran dengan hati gembira walaupun kenyataannya susah," beber Rustinah.
Baca Juga: Tanpa Masker dan Acuhkan Jaga Jarak, Warga di Jember Salat Ied Duluan
Merawat Hidup Kolektif