Pandemi dan Pengkhianatan, di Balik Kesuksesan The World of the Married

Suara.com - Drama Korea (drakor) The World of the Married sukses menyedot perhatian publik. Melejitnya drama tersebut tak lepas dari faktor di balik kesuksesan The World of the Married.

Drakor yang juga dikenal dengan A World of Married Couple ini telah memecahkan rekor sebagai drakor dengan rating tertinggi sepanjang sejarah pertelevisian Korea pada 2 Mei 2020.

Menurut Nielsen Korea, rating rata-rata drakor tersebut mencapai 24,33 persen secara nasional.

Rating tersebut mengalahkan rekor drakor Sky Castle yang sebelumnya sebesar 23,78 persen.

Baca Juga: Massa Berkerumun di Pasar dan Mal, Psikolog: Efek Lama Terpendam Sejak PSBB

Bahkan, penayangan episode terakhir drakor bertema perselingkuhan itu menduduki tangga teratas di daftar trending topic Twitter Indonesia dengan tagar #TheWorldoftheMarried.

Ada beberapa faktor dominan yang menyebabkan drakor yang dibintangi oleh Kim Hee Ae (sebagai Ji Sun Woo), Park Hae Joon (sebagai Lee Tae Oh) dan Han So Hee (sebagai Yeo Da Kyung) itu bisa meledak di pasaran mancanegara.

Dikutip dari artikel The Conversation berjudul 'Pandemi dan Perselingkugan: Faktor di Belakang Kesuksesan drama The World of the Married' yang ditulis oleh peneliti LIPI Ranny Rastati, ada tiga faktor yang menyebabkan drakor tersebut sangat sukses.

Skenario dan akting yang keren

Drakor ini diadaptasi dari serial BBC One berjudul Doctor Foster. Tak disangka, drakor ini bahkan mengalahkan kesuksesan serial aslinya.

Baca Juga: H-2 Lebaran, Perbatasan di Kulon Progo Alami Peningkatan Jumlah kendaraan

Plot cerita The World of the Married disajikan dengan keunikan tersendiri: sangat cepat dan sulit ditebak. Inilah yang membedakan The World of the Married dengan drakor lainnya yang bergenre senada.

Dalam drakor ini tak ada lagi kisah Cinderella si gadis miskin yang diselamatkan oleh pangeran kaya raya.

Tokoh Ji Sun Woo sukses mendobrak kisah itu dengan hadir sebagai seorang wanita karier dan tulang punggung keluarga hingga penyandang dana perusaaan hiburan milik suaminya.

Karakter-karakter yang ditampilkan dalam drakor ini juga dibuat sangat rasional. Mereka memiliki sisi baik dan buruk, tak ada yang suci tanpa dosa.

Akting dua tokoh utama, Kim Hee Ae dan Park Hae Joon yang mumpuni sangat mendukung drakor ini.

Hee Ae sudah malang melintang di dunia akting dan beberapa kali memerankan drama bertema prahara keluarga, seperti My Husband's Woman, A Wife's Credentials dan Secret Affair.

Tak heran, Hee Ae mampu mengangkat karakter Sun Woo ke level tinggi lewat ekspresi dan sorotan mata.

Bahkan, ia juga totalitas dalam berakting dengan tidak menggunakan peran pengganti saat adegan menceburkan diri ke laut hingga ia benar-benar hanyut akibat ombak tinggi dan udara yang dingin.

Tema pengkhianatan dan cinta terlarang

Selama beberapa dekade, perselingkuhan menjadi hal tabu dan serius di Korea. Sejak 1953, perselingkuhan menjadi kejahatan yang dapat dijerat dengan hukuman dua tahun penjara.

Namun, pada 2015 Mahkamah Konstitusi Korea telah membatalkan undang-undang tersebut.

Pertimbangannya kehidupan seks seseorang merupakan ranah pribadi dan hak setiap orang memilih nasib dan pasangannya sendiri.

Penyebab perceraian di Korea saat ini didominasi perselingkuhan. Dalam survei Institut Korea untuk Seksual dan Kesehatan Suami Istri pada 2016 menunjukkan 50,8 persen pria Korea selingkuh dari istrinya dan 9,3 persen wanita Korea menyelingkuhi suaminya.

Sebagai sesuatu yang pernah ditutup-tutupi, perselingkuhan menjadi tema yang menarik perhatian. Tak heran, drakor dengan tema pengkhianatan dan perselingkuhan dalam hubungan pernikahan selalu menyedot antusiasme masyarakat Korea.

Situasi pandemi

Pandemi virus corona Covid-19 membuat sebagian besar orang berada di rumah dan membutuhkan hiburan untuk mengusir bosan. Inilah yang membuat popularitas The World of the Married melambung.

Hal ini senada dengan riset dari sosiolog budaya popuer dari Jepang Kinko Ito tentang kepopuleran drakor di kalangan ibu paruh baya Jepang.

Perilaku menonton drakor selama pandemi menjadi pelengkap kehidupan yang membosankan, tidak memuaskan dan kurang kegiatan.