Suara.com - Jumat (22/5/2020), Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei meminta warga Palestina untuk melanjutkan perjuangan mereka melawan Israel, seraya menyebut pemerintah Israel sebagai "tumor" yang harus dikonfrontasi sampai warga Palestina bebas.
Penentangan terhadap Israel adalah dasar keyakinan bagi Iran yang mendukung kelompok-kelompok militan Islam Palestina dan Lebanon yang menentang perdamaian dengan negara Yahudi itu. Teheran menolak untuk mengakui Israel.
"Perlawanan oleh Palestina harus terus berlanjut ... perjuangan untuk membebaskan Palestina adalah kewajiban dan jihad Islam ... Rezim Zionis (Israel) adalah tumor kanker di wilayah tersebut," kata Khamenei dalam pidatonya.
"Hari ini, dunia menghitung satu per satu setiap korban virus corona di seluruh dunia, tetapi tidak ada yang bertanya siapa yang bertanggung jawab atas ratusan ribu kesyahidan, pemenjaraan dan penghilangan di Palestina dan di negara-negara di mana Amerika Serikat dan Eropa telah melakukan perang?" katanya seperti dimuat Antara.
Baca Juga: Bangun Pos Pantau Cegah Takbir Keliling, Satpol PP: Kalau Ada Kita Bubarkan
"Virus Zionis yang telah bertahan lama akan dihilangkan."
Khamenei dan pejabat senior Iran lainnya telah berulang kali menyerukan selama bertahun-tahun untuk mengakhiri negara Yahudi itu, termasuk melalui referendum di wilayah tersebut, tempat mayoritas warga Palestina berada.
Khamenei mengulangi seruan itu dalam pidatonya di Hari Quds, yang menggunakan nama Arab untuk Yerusalem, yang digelar pada Jumat terakhir bulan Ramadhan. Acara tahunan ini diresmikan oleh Ayatollah Ruhollah Khomeini, mendiang pendiri Revolusi Islam 1979 Iran.
Namun, Khamenei harus membatalkan aksi unjuk rasa nasional tahunan untuk memperingati Hari Quds karena wabah virus corona.
Iran menjadi salah satu negara dengan dampak terparah akibat virus corona. Tercatat, sebanyak 129.341 warga Iran terjangkit virus tersebut dengan angka kematian mencapai 7.249 orang.
Baca Juga: Ditimpa Bubuk Cabai, Metamfetamin Disembunyikan di Buku Anak-anak