Minta Anies Setop PSBB, DPRD DKI: Masalah Perut dan Kesehatan sama Penting

Kamis, 21 Mei 2020 | 15:38 WIB
Minta Anies Setop PSBB, DPRD DKI: Masalah Perut dan Kesehatan sama Penting
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kiri) didampingi Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 yang juga Kepala BNPB Doni Monardo (kanan) memberikan keterangan pers usai melakukan pertemuan di Jakarta, Rabu (18/3/2020). Pertemuan itu membahas langkah-langkan percepatan penanganan COVID-19 di wilayah DKI Jakarta. ANTARA FOTO/Dewanto Samodro/wsj.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - DPRD DKI Jakarta menginginkan agar Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tak lagi memperpanjang masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Alasannya karena sudah waktunya untuk memikirkan dampak pandemi Corona terhadap ekonomi di Ibu Kota.

Wakil Ketua DPRD DKI Zita Anjani mengatakan, berdasarkan pemaparan dari Anies saat melakukan evaluasi PSBB, angka penularan virus corona Covid-19 sudah menurun. Dengan demikian, ia meminta agar Anies mulai membuka aktivitas warga demi meningkatkan ekonomi.

Menurutnya, masalah kesulitan ekonomi yang dihadapi warga sama pentingnya dengan masalah penularan corona. Terlebih lagi, Jakarta merupakan pusat kegiatan ekonomi nasional yang menjadi tempat bergantung daerah lainnya.

"Kami ini lokomotif ekonomi nasional. Kalau Jakarta tidak bergerak, se-Indonesia bakal menjerit. Masalah perut sama pentingnya dengan kesehatan," ujar Zita dalam keterangan tertulis yang dikutip Suara.com, Kamis (21/5/2020).

Baca Juga: Mobil Dipaksa Putar Balik, Kronologi Habib Umar Assegaf Ngamuk ke Petugas

Zita menyebut masyarakat harus segera menyambut kehidupan normal yang baru dengan berdampingan bersama corona atau new normal. Berbagai penyesuaian dengan kondisi perlu segera dilakukan.

"Solusinya dengan Adaptasi, ubah gaya hidup kita, terapkan protokol kesehatan diseluruh aspek kehidupan. The new normal harus terus digaungkan," tuturnya.

Karena itu ia meminta agar Anies segera mengiapkan protokol kehidupan new normal itu. Masyarakat disebutnya tak bisa dihadapkan pada pilihan mati di dalam atau di luar rumah.

"Tidak bisa kami dikasih hanya dua pilihan; di rumah mati, di luar mati. Kami perlu adaptasi dan inovasi. Harus ada jalan tengah yang mengakomodir kesehatan dan juga perut," pungkasnya.

Baca Juga: Jurus Habib Palsu Peras Warga Jember: Doakan Kualat hingga Kena Musibah

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI