Antisipasi Gelombang Kedua Covid-19, Wuhan Larang Warga Makan Binatang Liar

Kamis, 21 Mei 2020 | 11:00 WIB
Antisipasi Gelombang Kedua Covid-19, Wuhan Larang Warga Makan Binatang Liar
Spesies Baru Kelelawar. [B.D. Patterson, Field Museum/Eurekalert]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintah kota Wuhan, China telah melarang warganya untuk berburu dan memakan hewan liar sebagai antisipasi gelombang kedua wabah virus Corona dan pandemi lain di masa mendatang.

Menyadur The Hill, Pemerintah Wuhan telah mengumumkan kebijakan itu pada Rabu (20/5/2020). Konsumsi dan perburuan hewan liar kini terlarang di kota dengan populasi 11 juta orang tersebut.

Administrasi kota Wuhan kini hanya mengizinkan perburuan untuk tujuan-tujuan tertentu yang praktiknya disetujui oleh pemerintah.

"Penelitian ilmiah, regulasi populasi, pemantauan penyakit epidemi, serta keadaan khusus lainnya," tulis laporan CBS dikutip dari The Hill, Kamis (21/5/2020).

Baca Juga: Penjambret Rampas Tas Guru Ngaji Isi Kitab Suci, Warganet Doakan Begini

Selain pelarangan berburu, pemerintah kota Wuhan juga akan membatasan besar pada peternakan hewan liar. Para petani akan dilarang membiakan hewan non-ternak semacam kelelawar.

Pasar Huanan, Wuhan, tempat pertama kali ditemukannya virus corona jenis baru yang menyebabkan 617 orang terkena pneumonia berat dan 17 di antaranya tewas. Pasar seluas tujuh kali lapangan bola itu menjual hasil laut, unggas, ular, kelelawar, binatang ternak, dan binatang liar. (ANTARA/HO-yehuoqingnian/mii)
Pasar Huanan, Wuhan, tempat pertama kali ditemukannya virus corona jenis baru yang menyebabkan 617 orang terkena pneumonia berat dan 17 di antaranya tewas. Pasar seluas tujuh kali lapangan bola itu menjual hasil laut, unggas, ular, kelelawar, binatang ternak, dan binatang liar. (ANTARA/HO-yehuoqingnian/mii)

Bahkan, pemerintah China secara nasional telah menekan kebijakan itu pada bulan lalu. Pada Jumat (15/5/2020), Provinsi Hunan telah mengumumkan rencana kompensasi untuk membujuk petani menjual ternak mereka.

Spesialis kebijakan Humane Society International (HSI) China, Peter Li mengapresiasi tindakan pemerintah. Dia menilai China kini tampak lebih serius tentang menghentikan perdagangan hewan eksotis.

"Dalam 20 tahun terakhir, banyak orang mengatakan kepada pemerintah China untuk membeli operasi pembiakan satwa liar tertentu," kata Li.

"Ini adalah pertama kalinya pemerintah China benar-benar memutuskan untuk melakukannya," tandasnya.

Baca Juga: Intelijen Irak Tangkap Calon Pimpinan Baru ISIS Abdulnasser Al-Qardash

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI