Suara.com - Masyarakat yang tinggal di bantaran sungai di Kabupaten Lebak, Banten, diminta mewaspadai banjir di daerah sehubungan dengan intensitas curah hujan yang tinggi.
"Kami minta warga tetap waspada menghadapi cuaca ekstrem," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak Kaprawi di Lebak, Rabu (20/5/2020) malam.
Masyarakat yang tinggal di bantaran sungai masuk kategori "langganan" bencana banjir jika curah hujan tinggi.
Saat ini, hujan di Kabupaten Lebak sejak pukul 18.00 hingga pukul 22.00 WIB masih berlangsung dan berpotensi menimbulkan bencana alam.
Baca Juga: Banjir di Michigan Akibat Dua Bendungan Jebol, 10.000 Warga Diungsikan
Karena itu, BPBD Lebak minta masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan untuk mengurangi risiko kebencanaan dan tidak menimbulkan korban jiwa.
"Kami minta warga khususnya yang tinggal di bantaran sungai juga perbukitan dapat meningkatkan waspada bencana alam itu," katanya menjelaskan.
Menurut dia, Kabupaten Lebak sebagai daerah hulu air di kawasan hutan konservasi di Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) dan hutan lindung di kawasan adat masyarakat Badui.
Apabila, intensitas curah hujan tinggi dipastikan sejumlah sungai meluap dan menimbulkan banjir bandang, seperti yang terjadi belum lama ini di Kecamatan Lebak Gedong, Sajira, Cipanas, Maja, Curugbitung dan Cimarga.
Bahkan, bencana banjir bandang dan longsor itu mengakibatkan sembilan orang meninggal dunia dan diperkirakan kerugian mencapai Rp 100 miliar.
Baca Juga: Tepergok Anak Mesum Jelang Sahur, Selingkuhan Ibunya Berakhir Banjir Darah
"Kami berharap jika hujan intensitas tinggi maka warga mampu menyelamatkan diri dengan mencari lokasi yang aman dari bencana alam," katanya menjelaskan. (Antara)