Suara.com - Pakar kesehatan menyebutkan prediksi bahwa pandemi virus corona penyebab Covid-19 akan terus bertahan hingga 12 bulan ke depan atau tahun 2021. Hal inilah yang membuat masyarakat Indonesia diminta bersiap untuk berdampingan dengan virus corona baru itu.
Itu disampaikan Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Dr Hermawan Saputra terkait wacana pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Meski demikian, dia menggarisbawahi bahwa masyarakat harus siap berdampingan, namun bukan berdamai dengan Covid-19 seperti narasi pemerintah.
Berdampingan dengan virus corona (jika bertahan hingga 12 bulan ) berarti masyarakat harus bersiap dengan segala kemungkinan selama pandemi ini masih ada. Berdampingan dengan Covid-19, kata dia, merupakan pilihan paling realistis mengingat Indonesia sudah terlambat dalam menangani pandemi.
"Jadi sampai 12 bulan ke depan, jadi virus corona masih akan terus ada. Kami bukan menakut-nakuti, tapi hasil penelitian menyimpulkan bahwa ini akan berlangsung sampai 12 bulan. Jadi kami memberikan saran berdampingan degan Covid-19, bukan berdamai," kata Hermawan yang ditayangkan live oleh TV One, Rabu (20/5/2020).
Baca Juga: Menteri Luhut: Waspadai Gelombang Kedua Wabah Virus Corona
Hermawan menyebutkan sejak awal Indonesia seharusnya berkejaran dengan kecepatan penularan Covid-19 sebelum diproyeksikan bertahan lebih dari 12 bulan. Sayangnya penerapan PSBB yang longgar sejak awal dan perilaku masyarakat membuat kecepatan penularan Covid-19 tak dapat dibendung.
"Kalau awalnya dulu kita bermaraton dengan Covid-19, kita adu cepat dengan virus. Tapi kemudian karena ini kemudian menjadi luar biasa, ada penularan lokal, dan fenomena gunung es," ujarnya.
Prediksi wabah Covid-19 bertahan hingga 12 bulan ke depan pun dinilai masuk akal lantaran penularan yang luar biasa. Hermawan mencontohkan fenomena gunung es kasus Covid-19 itu di Jakarta. Menurutnya, lebih dari setengah juta warga Jakarta sudah bisa terkena Covid-19 atau jauh lebih tinggi daripada laporan pemerintah.
"Di DKI itu 533.0000 itu sudah bisa kena covid-19, nah saran kita itu berdampingan bukan berdamai. Kalau PSBB ini kan intervensi longgar, ya dipertahankan [jangan makin dilonggarkan]," kata Hermawan.
Dia mengingatkan risiko berlarut-larutnya wabah Covid-19 yang diperkirakan bisa bertahan hingga 12 bulan ke depan. Pasalnya, Indonesia memiliki keterbatasan infrastruktur kesehatan, khususnya jumlah tenaga kesehatan yang jauh dari ideal.
Baca Juga: New Normal Ala Wagub DKI Riza Patria: Berdansa dengan Corona
"Ini walaupun angkanya ribuan [ratusan ribu dokter], ini sangat kecil dibandingkan jumlah penduduk Indonesia. Idealnya perbandingan jumlah dokter dan penduduk adalah 1 : 1.500, tapi di Indonesia 1 : 150.000. Ini jauh dari kata cukup."